Momen Haru Warga Binaan Rutan Situbondo Basuh Kaki Ibu

Sejumlah warga binaan penghuni Rutan Situbondo bersiap membasuh kaki ibu dalam acara kegiatan Ramadan yang dihadiri Wakil Menteri Hukum dan HAM RI. [sawawi]

Terima Kasih Diberi Kesempatan Membasuh Kaki Ibu, dapat Memantik Kesadaran Diri
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Baru-baru ini, Wakil Menteri Hukum dan HAM RI, Prof Dr Eddy OS, Hiariej berkunjung ke Kantor Rutan Situbondo. Disela-sela memberikan arahan kinerja, ada pemandangan puluhan orang tua berbaris di hadapan Menkumham. Rupanya dia adalah para ibu kandung dari sebagian penghuni Rutan Situbondo yang sedang kesandung masalah hukum. Kehadiran puluhan ibu tersebut untuk melayani pembasuhan kaki anak mereka sendiri. Kegiatan ini mendapatkan apresiasi langsung dari Wamenkumham RI.
Pagi itu sekitar pukul 08.00 wib, di Kantor Rutan Situbondo, yang beralamat di Jalan Akhmad Jakfar berderet sejumlah mobil mewah. Disana, ada mobil dinas Wakil Menteri Hukum dan HAM RI, Prof Eddy O.S, Hiariej. Kedatangan orang nomor dua di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM RI itu dalam rangka kunjungan kerja ke Rutan Situbondo.
Sebelum memberikan arahan, Wamenkumham melihat kegiatan pembasuhan kaki ibu oleh anak anaknya yang menghuni Rutan Situbondo. “Saya sangat mendukung kegiatan seperti ini (membasuh kaki ibu yang dilakukan oleh anaknya),” terang Wamen Eddy.
Wamen Eddy meminta kepada jajaran Rutan Situbondo, tidak hanya mengadakan kegiatan tradisi basuh kaki orang tua warga binaan saja, tetapi juga menggelar kegiatan religius yang lain saat di bulan suci ramadan. Sehingga, kata Wamen Eddy, para penghuni Rutan Situbondo memiliki kesadaran diri yang tinggi saat keluar dari Rutan Situbondo. “Harapan saya dengan kegiatan seperti bisa memberikan dorongan agar para penghuni Rutan bisa menyesali apa yang sudah dilakukan,” imbuh Wamen Eddy.
Salah satu orang tua warga binaan penghuni Rutan Situbondo bernama Bu Dadang mengatakan, selama masa pandemi dua tahun lamanya, dia tidak pernah ketemu dengan anak sulungnya karena ada larangan dari Rutan Situbondo. Bu Dadang, mengaku bangga sekaligus terharu dengan pertemuan dengan anak kandungnya, Suwono.
“Ya baru kali ini bisa ketemu dengan anak saya (Suwono). Saya berharap kedepan nasib anak ini bisa lebih baik lagi. Insya Allah dia akan keluar Rutan pada bulan Juli 2022 mendatang,” terang Bu Dadang yang mengaku berdomisili di Desa Kladi, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso itu.
Sementara itu Utama Setya Budi, salah satu warga binaan Rutan Situbondo mengaku bersyukur diberi kesempatan bertemu dengan ibu kandungnya. Dalam pandangan Budi, pertemuan pertama sejak masa pandemi Covid-19, menjadi momen yang sangat bahagia bagi dirinya.
“Ya saya sangat bersyukur di beri kesempatan membasuh kaki ibu di momen Hari Kartini dan Hari Bakti Pemasyarakatan tahun 2022 ini. Kami minta maaf kepada ibu dan kerabat, karena melakukan hal yang kurang terpuji. Kami sangat berdosa dan bersalah, terlibat kasus narkoba,” pinta Budi.
Hanafi, petugas bimbingan kepribadian Rutan Situbondo juga mendukung kegiatan basuh kaki ibu karena sangat sesuai dengan ajaran agama Islam. Sebab, imbuh Hanafi, di dalam ajaran Islam di sebutkan bahwa surga berada ditelapak kaki ibu. Tak hanya itu, kegiatan membasuh kaki juga sangat sesuai dengan nilai kehidupan manusia, karena sejak berada dalam kandungan hingga dewasa, setiap anak tidak lepas dari pelukan ibu. “Maka itulah kita harus mengabdi kepada ibu,” papar Hanafi.
Membasuh kaki ini, imbuh Hanafi, juga diadakan bertepatan dengan Hari Pemasyarakatan yang berbarengan dengan bulan suci ramadan. Meski persiapan kegiatan sangat mepet, aku Hanafi, nilai nilai yang tonjolkan mendapatkan apresiasi langsung dari Wamenkumham RI, Prof Eddy O.S, Hiariej. “Ya kegiatan basuh kaki ibu oleh warga binaan Rutan Situbondo mendapatkan dukungan dari Wamenkumham. Ini juga merupakan rangkaian peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan,” tegas Hanafi.
Untuk warga binaan yang mengikuti kegiatan membasuh kaki ibu, lanjut Hanafi, rata-rata sudah berusia dewasa dan tidak ada yang berasal dari kalangan anak-anak. Untuk kasus pidana yang menjerat penghuni Rutan tersebut, jenis pidananya bermacam-macam. Ada kasus narkoba, pencurian, KDRT dan yang lain.
“Ya kebetulan warga binaan yang usia anak anak saat ini tidak ada. Untuk itu saya berharap, kegiatan membasuh kaki ibu yang yang baru pertama kali diikuti warga binaan ini dapat memantik kesadaran diri saat mereka terjun kembali ke tengah masyarakat,” ulas Hanafi.
Kepala Rutan Situbondo, Tomy Elyus menimpali, sosok ibu yang menjadi tonggak emansipasi wanita di Indonesia, menginspirasi dirinya mengadakan kegiata membasuh kaki ibu oleh warga binaan di Rutan. Nah, imbuh Tomy, kegiatan tersebut berbarengan dengan agenda kunjungan Wamenkum RI dalam kegiatan penguatan kinerja di Rutan Situbondo. “Ya kami melibatkan perempuan tangguh dari kalangan ibu. Ini menjadi kartini kartini tidak gampang, apalagi sebagai warg binaan. Kartini Kartini ini banyak memiliki manfaat di era saat ini,” ungkap Tomy.
Dengan membasuh kaki, terang Tomy, maka setiap anak sudah memuliakan posisi ibu. Karena, lanjutnya, anak tidak akan bisa membalas semua kebaikan yang diberikan oleh seorang ibu. Selain itu, ibu merupakan sosok inspirasi, termasuk bagi warga binaan perempuan yang ada di Rutan Situbondo. “Ya saat ini ada 13 napi wanita. Nah petugas wanita yang ada di Rutan cuma dua staf. Kami bersyukur, karena kini ada tambahan dua personil staf wanita di Rutan Situbondo,” pungkasnya. [sawawi]

Tags: