Musim Hujan Datang, Bencana Mulai Mengintai

Pemkot Batu saat terlibat rapat kordinasi dengan Basarnas di salah satu hotel di Kota Batu, beberapa waktu lalu.

Kota Batu Mulai Diterjang Sejumlah Bencana Alam

Kota Batu, Bhirawa
Musim hujan yang dinanti-nanti akhirnya datang juga disejumlah wilayah di Provinsi Jatim. Namun datangnya musim hujan ini, juga dibarengi dengan musibah bencana alam yang selalu mengintai.

Salah satu daerah yang kini intensitas hujannya cukup deras ada di Kota Batu. Bahkan, hujan deras pada akhir pekan lalu telah menyebabkan tanah tanah longsor, dan dilanjutkan adanya angin kencang dan pohon tumbang.

Mengantisipasi potensi terjadinya bencana ke depan, BPBD Kota Batu dan juga Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas, melakukan kajian dan menyiapkan langkah penanganan sebagai tindak atisipatif dan kesiagaan.

Diketahui, pada akhir pekan kemarin BPBD Kota Batu mendapatkan laporan terjadinya bencana tanah longsor. Bencana ini terjadi di Jl Bromo Gg VI Kelurahan Sisir, Kecamatan/Kota Batu. “Laporan adanya tanah longsor di lokasi ini kita (BPBD Kota Batu) terima pada Sabtu, 4 November 2023 sekitar pukul 16.15 WIB,” ujar Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu, dikonfirmasi. Minggu (5/11).

Dalam catatan, pada Jumat (3/11), di Kota Batu mulai terjadi hujan dengan kapasitas deras dan dalam waktu cukup lama. Diduga hal ini menjadi penyebab longsornya plengsengan teknis dengan dimensi panjang 3 meter dan dengan ketinggian 4 meter. Ambrolnya dimensi tanah juga disebebkan tiang yang menopang plengsengan teknis tergerus air aliran sungai.

“Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, namun akses pengguna jalan menjadi terganggu karena jembatan merupakan jalur alternatif penyebrangan warga,” jelas Agung. Iapun langsung merekomendasikan tindak lanjut pasca bencana yang dilanjutkan dengan memperbaiki plengsengan teknis yang rusak.

Di hari yang sama namun berbeda jam, terjadi bencana angin kencang yang menyebabkan pohon trembesi mengalami patah. Lokasi pohon tumbang ini berada di Jl Bukit Panderman Hill, Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan/Kota Batu. Dahan pohon yang tumbang dengan dimensi panjang 8 meter dan diameter 15 cm telah menganggu akses jalan dan merusak kabel Penenerangan Jalan Umum (PJU) di lokasi tersebut.

Dengan adanya kejadian ini BPBD Kota Batu menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dan waspada dalam menghadapi musim hujan dan angin kencang. BPBD juga memetakan daerah rawan bencana memasuki musim penghujan di Kota Batu. Antara lain banjir, angin kencang, tanah longsor, dan pohon tumbang.

Di Kota Batu, tanah longsor merupakan bencana yang biasa mendominasi. Hal ini berdasaarkan hasil kajian seperti tahun- tahun sebelumnya. Untuk itu BPBD Kota Batu mengingatkan warga untuk selalu waspada.

Dari catatan kurun waktu Januari-September 2023, dari total dari 123 kejadian bencana yang ada, bencana tanah longsor mencapai 59 kejadian. Kemudian angin kencang 24 kejadian, kebakaran rumah bangunan 14 kejadian, dan sisanya yakni pohon tumbang, karhutla, dan banjir.

Adapun dari pemetaan yang telah dilakukan, titik-titik rawan longsor berada di Desa Sumber Brantas, Brau, Tulungrejo, Gunungsari dan Sumbergondo. Selain itu, juga terdapat sejumah titik langganan longsor seperti di Jalur Payung Kelurahan Songgokerto, dan wilayah Malang Barat seperti sepanjang jalur Pujon, Ngantang dan Kasembon. Dan sebagai langkah antisipasi, BPBD telah memasang 11 unit EWS (Early Warning System) di tititk-titik rawan tersebut.

Selain potensi bencana di atas, masyarakat juga harus mewaspadai kondisi membahayakan lain, yakni manusia tenggelam di Sungai Brantas. Hal ini merupakan kajian yang dilakukan Badan SAR (Search and Rescue) Nasional atau Basarnas Surabaya yang dating ke Desa Punten pada pekan kemarin.

Direktur Operasi dan Latihan Basarnas, Brigadir Jenderal TNI (Mar) Edy Prakoso SE MM mengatakan bahwa selama musim hujan, salah satu kondisi yang membahayakan jiwa manusia adalah orang hanyut dan tenggelam di sungai. “Tahun ini ada 120 operasi SAR yang telah dilakukan di Jawa Timur. Apalagi, luas wilayah kerja kita sangat luas yakni 48 ribu kilometer persegi,” ujar Edy.

Menurutnya, potensi bencana di Malang Raya khususnya Kota Batu yang hulunya Sungai Brantas patut diwaspadai. Contohnya, masyarakat maupun wisatawan di Coban Talun harus memperhatikan tanda pelarangan. Karena, ketika orang hanyut di sungai atau coban, proses pencariannya tidak mudah. Tim SAR harus melewati rute berkali-kali dan menghadapi arus yang deras.

“Mengantisipasi bencana banjir, tanah longsor, dan kejadian orang tenggelam di sungai, tim SAR akan selalu siap dan siaga selama 24 jam. Kita telah melakukan sinergi dengan pemerintah daerah, termasuk Kota Batu,” tandasnya. [nas.iib]

Tags: