Musim Pancaroba, Rentan Picu Penyakit Hewan Ternak

Peternak sedang memberikan pakan hewan ternak sapi di wilayah Bojonegoro.

Bojonegoro, Bhirawa.
Peralihan musim kemarau ke penghujan atau sebaliknya (pancaroba), rentan memicu penyakit. Pemkab Bojonegoro melalui Dinas peternakan dan perikanan (Disnakkan), mengimbau para peternak di Bojonegoro untuk mewaspadai serangan penyakit yang mengintai hewan ternak.

Penyakit tersebut diantaranya Bovine Ephemeral Fever (BEF), juga disebut penyakit demam salah satu, penyakit yang paling banyak menyerang hewan ternak baik sapi, kambing maupun domba. Serta tetap mewaspadai terhadap penyakit mulut dan kuku atau PMK.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Disnakkan Kabupaten Bojonegoro, drh. Luthfi Nurahman mengatakan, jika perubahan musim pancaroba dari kemarau menuju penghujan, dirinya menghimbau kepada para peternak untuk waspada terhadap beberapa penyakit hewan, diantaranya pmk dan penyakit BEF, yang biasa menyerang hewan ternak pada saat musim penghujan.

” Jika sapi menderita gejala bovine ephemeral fever atau bef. Biasanya terdapat gejala hewan sapi maupun kambing mengalami demam 3 hari, tidak ada nafsu makan, nafas terengah engah dan mengalami kaki pincang,” jelasnya, kemarin (30/11).

Dia menjelaskan, BEF merupakan penyakit sapi yang bersifat akut disertai demam, dengan angka kesakitan (morbiditas) tinggi. Akan tetapi menurut Ludvi angka kematiannya (mortalitas) rendah.

“Yakni penyakit virus yang ditularkan oleh serangga dengan cara menggigit atau menghisap darah,” ujarnya.

Oleh sebab itu pihaknya mewanti-wanti kepada petani dan peternak agar menjaga kebersihan lingkungan kandang.

” Karena pada muism pancaroba populasi serangga lebih banyak,” ungkapnya.

Untuk itu, adapun cara untuk mencegah hewan ternak agar tidak terserang penyakit tersebut. Supaya diberikan makanan dan air minum yang cukup, serta diberikan asap atau belerang guna mencegah serangga penyakit. [Bas.gat]

Tags: