Optimis OPOP Jatim Berkembang dan Menguasai Pasar Internasional

Pemberian bantuan dalam pengembangan OPOP Jawa Timur tahun 2024. [Abednego/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa.
Pemprov Jatim menaruh harapan besar pada pengembangan One Pesantren One Product (OPOP) Jatim. Keseriusan tersebut didukung oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi Jatim yang mendorong agar OPOP Jatim berkembang pesat di pasar internasional.

Keseriusan tersebut dibahas dalam rapat koordinasi (rakor) pengembangan OPOP Jatim 2024 di Novotel Samator Surabaya pada Kamis (25/4) dan Jumat (26/4). Dihari kedua, rakor OPOP Jatim semakin spesial denhan kehadiran Gubernur Jatim periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa dan Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Jatim, Bobby Soemiarsono.

“Terima kasih kehadiran Gubernur Jatim periode 2019-2024, ibu Khofifah Indar Parawansa. Beliau adalah inisiator program OPOP Jatim, sehingga dapat berkembang hingga saat ini. Terima kasih juga atas kehadiran Pj Sekdaprov Jatim, pak Bobby Soemiarsono,” ucap Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim, Andromeda Qomariah.

Andromeda menjelaskan, program OPOP ini ada penambahan target, yang semula hanya 1.000 sampai 2024. Tapi kita mencapai 1.210 dan melampaui target. Dimulai dengan pembinaan awal, legalitas, pembentukan koperasi, perbaikan produk, pemasarannya, legalitasnya, peningkatan kualitas SDM nya, termasuk sertifikasi halal. Karena pengelola koperasi wajib bersertifikasi.

“Tantangan terbesar, terutama untuk sekarang produk kita harus halal. Kami berharap ibu Khofifah dan Pak Pj Sekdaprov bisa memberikan wejangan terkait pengembangan OPOP Jatim,” harapnya.

Sementara itu, Khofifah Indar Parawansa menambahkan, OPOP yang kategori pemula bisa disuport oleh program. Dijelaskannya, hari ini start up banyak berguguran, sehingga perlu dilakukan evaluasi bersama. Dari Kanwil Kemenag, pihaknya mohon kerja sama bagaimana pengembangan OPOP.

“Banyak produk-produk kalau dengan tingkat ketelatenan akan ada proses oleh PI (Persetujuan Impor). Saya rasa standarisasi bisa kita tingkatkan dan bisa menembus pasar luas, termasuk pasar ekspor,” ungkapnya.

Khofifah juga menekankan terkait bagaimana sertifikasi halal, karena negara tetangga sangat senang jika impor dari Indonesia. Dan ada peluang pasar besar. Digitalisasi di lingkungan OPOP sebuah keniscayaan, sehingga perlu digitalisasi dari semua UMKM yang kita miliki.

“Tren UMKM lebih fleksibel dan akan menguasai ekonomi dunia di 2030. Semangat ini harus diwujudkan untuk mengusai 80 persen pasar dunia,” harapnya.

Sementar itu, Pj Sekdaprov Jatim, Bobby Soemiarsono menambahkan, OPOP ini menghasilkan banyak program yang menjadi pendukung utama ekonomi Jatim. Sebab PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) tertinggi kita dari mamin (makanan dan minuman). Sebagian besar didukung dari hasil pesantren.

Terkait OPOP Jatim, Bobby memfokuskan harus dijaganya yang sudah berproduksi. Kemudian harus ditingkatkan produksinya dan kalau bisa ini sudah go internasional. Ada beberapa produk yang sudah di ekspor, tapi kita harus tetap memperbaiki kualitas yang ada sekarang dan ketersediaan bahan bakunya.

“Banyak aspeknya, kualitas produknya yang pertama kemasan, distribusinya. Nah hal itu yang harus kita jaga, sehingga bisa bersaing dengan produk-produk global. Keberadaan komunitas ekonomi pesantren mandiri ini sebagai pengungkit ekonomi nasional, khususnya ekonomi pesantren di Jawa Timur,” pungkasnya. [bed.bb]

Tags: