Penduduk Miskin Jatim Turun 0,02 poin

Pemprov Jatim, Bhirawa
Di Jatim, jumlah penduduk miskin telah mengalami penurunan dari 12,05 persen pada Maret 2016 menjadi 11,85 persen pada September 2016, tepatnya telah turun sebanyak 0,20 poin. Penurunan itu berkaitan dengan adanya beberapa faktor seperti inflasi.
Penurunan penduduk miskin selama satu semester tersebut ditunjukkan dengan turunnya jumlah penduduk miskin sebesar 64,77 ribu jiwa. Yakni semula berjumlah 4.703,30 ribu jiwa pada Maret 2016 menjadi 4.638,53 ribu jiwa pada September 2016.
Ditinjau secara daerah kota dan desa, selama periode Maret – September 2016 penurunan persentase penduduk miskin terjadi di perkotaan (turun 0,03 poin persen) dan di perdesaan (turun 0,18 poin persen).
Menilik hal itu, Kepala Badan Pusat Statistik Jatim, Teguh Pramono mengatakan, ada beberapa faktor yang terkait dengan penurunan persentase penduduk miskin selama periode tersebut, antara lain selama periode Maret – September 2016 terjadi inflasi hanya sebesar 1,36 persen.
Selain itu, harga beras mengalami penurunan 2,31 persen, yaitu dari Rp. 9.690 per kg pada Maret 2016 menjadi Rp. 9.466 per kg pada September 2016. Selanjutnya selama periode Maret – September 2016, harga eceran beberapa komoditas bahan pokok mengalami penurunan seperti telur ayam ras, tempe dan tahu, yaitu masing-masing turun sebesar 1,35 persen, 3,79 persen, dan 0,49 persen.
Pada periode Maret – September 2016, garis kemiskinan meningkat sebesar 2,30 persen atau naik Rp. 7.411 per kapita per bulan, yaitu dari Rp. 321.761 per kapita per bulan pada Maret 2016 menjadi Rp.329.172 per kapita per bulan pada September 2016.
Kenaikan garis kemiskinan di perkotaan lebih tinggi daripada di perdesaan. Garis kemiskinan perkotaan meningkat sebesar 3,00 persen, sedangkan garis kemiskinan perdesaan meningkat hanya 1,56 persen.
Kenaikan garis kemiskinan tersebut, meliputi garis kemiskinan makanan (3,35 persen untuk perkotaan dan 1,17 persen untuk perdesaan) dan garis kemiskinan bukan makanan (2,14 persen untuk perkotaan dan 2,78 persen untuk perdesaan).
Berdasarkan komoditas makanan, ada 7 komoditas yang secara persentase memberikan kontribusi yang cukup besar pada garis kemiskinan makanan, yaitu beras, rokok kretek filter, daging sapi, gula pasir, telur ayam ras, tempe, dan tahu. Komposisi tersebut terjadi pada semua wilayah baik di perdesaan maupun perkotaan.
Dijelaskan, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) selama satu semester ini menunjukkan penurunan sebesar 0,037 poin, yaitu dari 1,985 pada Maret 2016 menjadi 1,948 pada September 2016.
Penurunan nilai P1 tersebut terjadi di perdesaan (0,262 poin), sedangkan di perkotaan mengalami kenaikan (0,228 poin). Sementara itu, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga mengalami penurunan 0,001 poin atau turun menjadi 0,473 pada September 2016.
Penurunan kedua nilai yaitu P1 dan P2 memberikan indikasi rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin juga semakin menyempit. [rac]

Rate this article!
Tags: