Penonton Histeris dan Tertawa, Pentas ‘Pesugihan’ Teater Alif Sukses

Adegan Puncak saat Pak Sugeng tidak bisa memberikan ‘tumbal’ maka setan – setan menjadikannya sebagai ‘tumbal’.

Surabaya, Bhirawa
Merayakan Milad ke-37, Teater Alif Surabaya, salah satu kegiatan Ekstrakurikuler SMA Muhammadiya 2 (Smamda) Surabaya dengan menggelar Pentas Arena (Pena) yang ke-14, Kamis (7/3) malam di Gedung Balai Budaya, Alun – alun Surabaya.

Dalam pagelarannya Teater Alif yang disutradai Hafshoh Mubarak ini mempersembahkan judul ‘Pesugihan’. Pagelaran teater yang berlangsung sekitar satu jam ini benar – benar membuat penonton terhibur, mulai dari ekspresi ngeri, menjerit, tertawa hingga kagum dengan kemegahannya. Bahkan, pentasnya dinilai cukup berani karena mengambil tema horor.

Menurut salah satu penonton, Sasa, pagelaran ini sangat menghibur dengan paket komplit yang tersaji menjadi satu hiburan mulai dari teaternya sendiri, orkestranya sebagai musik pendukung hingga permainan lighting dan dry ice nya.

“Ada perasaan ngeri yang benar – benar membuat bulu kuduk merinding. Kami dibuat histeris saat banyak setan yang muncul dibarengi dengan permainan musik orkestra sebagai musik pendukung dan permainan lighting (lampu, red) yang juga memberikan penerangan dengan baik. Namun juga ada kelucuannya dalam dialog diantara para pemainnya. Pokoknya mantap. Bisa membuat penonton sangat terhibur,” kata Sasa yang nonton bersama temannya.

Sementara itu, Tika Azzahra selaku produser yang juga Ketua Teater Alif menjelaskan, tujuannya mengangkat tema horor karena ingin menunjukkan betapa berbahayanya membuat perjanjian dengan jin dan setan. ”Pementasan ini bukan hanya menghibur tetapi juga sebagai ajang berdakwah untuk Umat Islam. Agar masyarakat mengetahui bahwa pesugihan itu diharamkan dalam Agama Islam,” jelasnya.

Sedangkan Trisna Sukma, siswi kelas XI yang berperan sebagai Ajeng mengaku cukup banyak tantangan dalam bermain di ‘Pesugihan’ ini. Trisna menjelaskan, yang paling sulit lantaran harus memerankan watak ceria namun tiba – tiba harus berubah menjadi depresi. ”Sekitar dua bulan saya melakukan riset agar bisa memerankan karakter Ajeng ini. Dan selama ini saya juga dibimbing mentor kami,” katanya.

Pelatih Teater Alif yang juga asisten sutradara, Bintang Ayyubi mengaku, pihaknya berkolaborasi dengan Orkestra Smamda. Kemudian berkopaborasi dengan Smamda dance, Smamda film dan paper. Hal ini tentu membuat pementasan menjadi lengkap. ”Pena ini bukan hanya tentang kami. Tetapi tentang bagaimana kami berkolaborasi dengan saudara – saudara kami di Smamda,” ungkapnya.

Sang Sutradara, Hafshoh Mubarak menegaskan, pagelaran kali ini berbeda dengan pementasan pada umumnya, pementasan kali ini termasuk dalam wadal universe, yang audio seriesnya sudah lebih dahulu ada.

“Pena kali ini tidak sama dengan biasanya. Sebab ada pengembangan Intellectual Property (IP),” tegas Hafshoh Mubarak, yang juga alumnus Smamda Surabaya.

Kepala Smamda Surabaya, Ustadz Astajab MM, sangat senang dan bangga dengan pementasan Teater Alif ini. Menurutnya, pentas teater ini bisa mengasah kreativitas siswa dalam seni peran. Kemudian ada kolaborasi yang dikemas apik oleh beberapa ekskul seperti orkestra, tari, dan juga film.

“Terlebih lagi tema yang diusung mempunyai nilai – nilai dakwah Islami yang sangat sesuai dengan visi sekolah menjadi sekolah Islami modern dan prestasi. Selamat Milad Teater Alif Semoga Jaya Selalu,” tandasnya. [fen.why]

Tags: