Pesona Batik Jombang Berikan Ilmu Membatik pada Penyandang HIV AIDS

Penyandang HIV AIDS di Jombang saat belajar ilmu membatik di Pesona Batik Jombang, Desa Jabon, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Senin (11/04). [arif yulianto/bhirawa].

Jombang, Bhirawa
Pesona Batik Jombang yang berada di Desa Jabon, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang memberikan ilmu membatik secara gratis kepada para penyandang HIV AIDS di Jombang, Senin (11/4).

Para penyandang HIV AIDS yang dilatih membatik ini merupakan dampingan dari KDS Jombang Care Centre (JCC) Plus.

Puluhan penyandang HIV AIDS yang rata-rata masih berusia muda itu terlihat antusias mengikuti pelatihan membuat batik.

Mereka serius memperhatikan setiap tahap dalam membatik yang diberikan oleh pemateri. Mulai proses melukis di atas kain, mencanting, hingga mewarnai.

Pemilik Pesona Batik Jombang, Nunuk Anang (56) merasa simpati melihat para penyandang HIV AIDS yang termarjinalkan oleh masyarakat. Sehingga banyak dari mereka yang kehilangan pekerjaan.

“Saya harap dengan adanya pelatihan ini, meraka bisa mempunyai keterampilan sendiri, agar mereka bisa berwirausaha sendiri,” ujar Nunuk.

Menurut dia, keahlian membatik bisa dilakukan oleh semua orang. Salah satu kunci kesuksesannya adalah telaten dan sabar.

“Kami berharap mereka tak lagi berkecil hati karena penyakit yang dideritanya. Namun, mereka juga bisa berkarya dan juga menghasilkan ekonomi secara mandiri,” kata dia.

Setelah pelatihan diberikan, rencananya para penyandang HIV AIDS ini akan dibuatkan sebuah koperasi kecil yang bisa mewadahi mereka untuk menyalurkan karya batiknya untuk dijual di pasaran.

Koordinator KDS JCC Plus, Fuad Abdillah mengungkapkan, sesungguhnya penyandang penyakit HIV AIDS harus tetap diayomi dan diberdayakan dan tidak diasingkan.

“Jauhi penyakitnya bukan orangnya. Mereka juga mempunyai hak yang sama dengan kita,” tandas Fuad Abdillah.

Diharapkannya, dengan bekal skill membatik yang dimiliki, tidak ada lagi stigma negatif kepada para penyandang HIV AIDS.

“Dengan skill keahlian yang mereka miliki, setidaknya mereka bisa membuat karya dan secara ekonomi bisa tercukupi. Karena banyak dari mereka kehilangan pekerjaan hanya karena mereka positif HIV. Banyak perusahaan yang memberhentikannya,” ucap Fuad Abdillah.(rif.gat)

Tags: