Petualangan Para Ulama Menyebarkan Islam di Nusantara

Judul : Menebar Cahaya di Negeri Sekeping Surga
Penulis : Fatchuri Rosidin
Penerbit : Republika
Ilustrasi : Tusworo Aji
Cetakan : Pertama, Juli 2022
Tebal :xii + 230 halaman
ISBN : 978-623-279-149-7
Peresensi : Ratnani Latifah
Penulis asal Jepara

Sejarah memang kisah dari masa lalu, tetapi melalui sejarah kita akan mendapatkan banyak wawasan baru. Terlebih kita akan mendapatkan motivasi dan inspirasi untuk mencontoh para tokoh sejarah, menjadi pribadi yang memiliki semangat juang dan berbudi luhur.

Buku Menebar Cahaya di Negeri Sekeping Surga, bisa menjadi salah satu bacaan menarik yang akan membuat kita tersedot pada masa lampau. Kita akan diajak bertualangan menyimak kisah-kisah para ulama yang memiliki semangat tinggi untuk menyebarkan Islam di Nusantara. Kita akan dikejutkan tentang Islam yang ternyata sudah ada sejak masa para sahabiyah. Bahkan Khalifah Umar bin Aziz pernah mengutus delegasi agar berdakwah di Sumatra dan Jawa. Tidak kalah menarik dan mengejutkan, apa yang dilakukan Khalifah Umar bin Abdul Aziz bukanlah yang pertama kali. Pada tahun 651 M di masa pemerintahan Utsman bin Affan, ia telah menunjuk Sa’ad bin Abi Waqqash sebagai delegasi.

Itu baru satu kisah yang sedikit banyak akan membuat kita terpukau dan mungkin tidak pernah menyangka.Ternyata Islam sudah sejak lama ada di bumi tercinta. Setelah itu Islam semakin berkembang melalui peran para ulama yang mendedikasikan dirinya untuk berjuang di bumi Nusantara. Termasuk peran Wali Sanga. Selain kisah tersebut, melalui buku ini kita diajak menyimak sejarah masuknya Islam pada masa Kerajaan Sriwijaya.

Pada kisah kedua kita akan disuguhi perjalanan cucu Rasulullah ke Nusantara. Disebutkan bahwa Imam Ahmad bin Isa, yang merupakan keturunan Rasulullah generasi ke-9 dari nasab Husein bin Ali bin Abi Thalib, melakukan hijrah dari Madinah, Bashrah. Lalu ke Hadrmaut, Yaman dan Malabar, India. Setelah itu sampai ke Tuban.

“Keturunan Rasulullah menyebar ke berbagai penjuru dunia dan menjadi ulama-ulama yang memperkenalkan Islam hingga ke Nusantara. Salah satunya Husein Jamaludin Akbar Azmatkhan yang berdakwah di Majapahit. Anak cucunya melanjutkan dakwahnya dan menjadi tokoh-tokoh ulama Wali Sanga.” (hal 18)

Pada kisah lainnya kita akan disuguhi tentang perjalanan Ibnu Batutah di bandar Pasai; sebuah pelabuhan dagang internasional dan pusat Kerajaan Samudera Pasai di Aceh. Kemudian ada kisah tentang Raja Majapahit, Prabuwijaya yang sengaja memanggil salah satu Wali Sanga-yaitu Sunan Ampel untuk melakukan dakwah dan memperbaiki moral masyarakat sekitar. Ada Qari’ yang dapat meluluhkan Padjajaran.

Kemudian ada pula kisah Sunan Gunung Jati, salah satu Wali Sanga yang ternyata keturunan-tepatnya cucu dari Raja Pajajaran Prabu Siliwangi. Dan ada pula kisah seorang wali yang perjalanan hidupnya sangat mirip dengan Nabi Musa. Semua diceritakan dengan apik dengan gaya tulisan yang luar biasa. Sambil membaca sejarah, secara tidak langsung penulis menjelaskan tentang Islam itu sendiri. Bagaimana Islam yang selalu mengajarkan toleransi, Islam yang ramah dan selalu mengajarkan kebaikan pada sesama.

Secara keseluruhan buku ini sangat memikat, banyak sejarah baru yang akan kita temukan selama membaca buku ini. Misalnya tentang Islam di Raja Ampat, bagaimana hebatnya Keumalahayati sehingga mendengar namanya saja membuat Portugis dan Belanda kehilangan nyali dan banyak lagi. Kisah-kisah petualangan ini diceritakan penulis dengan tutur kata yang menarik dan tidak membosankan. Dilengkapi dengan ilustrasi yang artistik, menjadi daya tarik tersendiri dari buku ini. Sejarah memang sudah berlalu, tetapi inspirasi dan nilai-nilai perjuangan yang ada tidak pernah lekang oleh waktu.

Srobyong, 30 Juli 2023

———— *** ————-

Tags: