Polres Jombang Tindaklanjuti Dugaan Intimidasi Oknum Guru pada Jurnalis

Kapolres Jombang, AKBP Nur Hidayat saat diwawancarai terkait kasus intimidasi kepada jurnalis oleh oknum guru SMK, Rabu malam (31/08). (arif yulianto/bhirawa).

Jombang, Bhirawa.
Polres Jombang segera menindaklanjuti dugaan intimidasi oknum guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) DB Jombang yang melakukan intimasi kepada Jurnalis TV One, Mohamad Fajar El Jundy saat melakukan peliputan pertandingan semifinal voli antar pelajar se-Jombang piala Bupati Jombang di Gelanggang Olahraga (GOR) Merdeka, Jombang, Rabu siang (31/08).

Hal itu disampaikan Kapolres Jombang, AKBP Nur Hidayat saat diwawancarai sejumlah wartawan di Mapolres Jombang, Rabu malam (31/08) usai Fajar El Jundy melaporkan kasus tersebut ke Polres Jombang.

“Kami tadi sudah mendapat laporan dari Kasatserse terkait insiden perampasan dan mungkin perusakan data, dan mungkin perbuatan tidak menyenangkan dari rekan jurnalis, tadi sudah kita terima laporannya,” kata Kapolres Jombang.

“Dan nanti segera kita tindaklanjuti untuk pemeriksaan baik korban ataupun saksi di lapangan,” sambung Kapolres Jombang.

Dikatakan Kapolres Jombang, setelah pemeriksaan saksi, pada kasus ini polisi bakal menerapkan Pasal 407 KUHP dan juga akan didalami dengan Undang-Undang Kebebasan Pers.

“Nanti dari pelaku akan kami konfirmasi, terduga, saksi, nanti kita akan kembangkan siapa, kemudian saksinya siapa, akan segera kita respon dan tindaklanjuti,” beber Kapolres Jombang.

Seperti diberitakan sebelumnya, Jurnalis di Jombang mendapatkan intimidasi dari oknum Guru SMK DB saat melakukan peliputan semi final pertandingan voli antar pelajar se-Jombang Bupati Cup 2022, Rabu (31/08). Jurnalis tersebut yakni, Muhammad Fajar El Jundy, yang sehari-hari merupakan stringer atau juru kamera TV One.

Saat itu, Fajar akan merekam kericuhan yang terjadi dalam pertandingan yang digelar di Gelanggang Olahraga (GOR) Merdeka, Jombang.

Pelajar diduga merupakan suporter SMK DB merangsek dan meluapkan amarahnya. Selain merusak pagar, mereka juga menjebol matras pertandingan.

Muhammad Fajar El Jundy mengatakan, kejadian intimidasi bermula saat dirinya mulai merekam detik-detik kericuhan.

Tiba-tiba saja, ada oknum guru yang mendekati. Sambil berharap kejadian itu tidak direkam, Fajar juga mendapatkan perlakuan kasar. Bahkan kamera yang dia bawa juga dirampas.

“Waktu di depan gerbang saya sudah ambil gambar dapat 3 kat, mau masuk gak boleh, saya mundur lalu kamera saya dirampas, saya sudah coba memintanya tapi tidak diberikan, padahal saya bilang saya dari media,” terang Fajar.

Fajar juga mengaku digiring ke dalam GOR sambil diapit oleh oknum guru. Alasannya, dia diajak bertemu dengan Kepala Sekolah SMK DB.

Oknum guru tersebut lantas memberikan kamera milik Fajar kepada kepala sekolah. Orang-orang itu lantas memaksanya menghapus hasil rekaman tersebut.

“Jadi saya ‘dipiting’ ke dalam, diajak ketemu kepala sekolahnya, kamera saya langsung diberikan kepada kepala sekolah lalu dipegang erat di tempat duduknya, mereka meminta saya memastikan rekaman itu sudah saya hapus,” beber Fajar.

Ketegangan itu kemudian mereda setelah ada anggota polisi yang datang. Kamera milik Fajar akhirnya dikembalikan. Namun kondisinya sudah rusak. Sayangnya, Fajar tidak sempat merekam kejadian itu karena diintimidasi.

“Jadi ada Kapolsek dan anggota intel dari Polres Jombang yang tahu saya, akhirnya mengatakan saya dari media, kamera saya dikembalikan tapi kondisinya rusak, penutup batrei lepas sampai ke lensa,” ungkapnya.(rif.hel).

Tags: