Polres Sampang Bidik Oknum Intimidasi Guru Korban Pelecehan

Kasat Reskrim Polres Sampang didampingi Kanit dan Penyidik Unit PPA, saat diwawancara awak media

Sampang, Bhirawa.
Tidak hanya fokus terhadap laporan inisial HL, seorang guru yang menjadi korban dugaan pelecehan oknum kepala sekolah di Omben, Sampang. Melainkan, saat ini Polres Sampang akan menindak lanjuti, terhadap oknum yang diduga mengintimidasi korban, untuk mencabut laporannya.

Hal tersebut, berdasarkan pengaduan HL, korban pelecehan yang datang ke Mapolres setempat, pada Senin (11/12) pagi kemarin, didampingi suaminya.

Sebelumnya, satu hari pasca melaporkan oknum Kepsek, korban mengaku diintimidasi sejumlah oknum, untuk menandatangani pernyataan mutasi dan cabut laporan polisi.

“Karena hal itu sudah menjadi atensi publik, maka akan kami tindak lanjuti,” ujar Kasat Reskrim Polres Sampang Iptu Edi Eko Purnomo, Selasa (12/12) siang.

Ia menegaskan, pihaknya akan tetap menindak lanjuti, terhadap laporan guru yang menjadi korban dugaan pelecehan oknum kepsek tersebut.

“Saat ini kami terus melakukan penyelidikan, dan akan melakukan pemanggilan terhadap sejumlah korban,” tandasnya Edi kepada awak media.

Kendati demikian, imbuh Edi, pihaknya juga akan segera melakukan pemanggilan terhadap sejumlah saksi dan terlapor (oknum Kepsek).

“Untuk pemanggilan terhadap terlapor, sudah diagendakan oleh penyidik, dalam waktu dekat,” ucap mantan Kapolsek Sreseh itu.

Diberitakan sebelumnya, kedatangan korban ke Polres Sampang, untuk meminta perlindungan, karena telah diintimidasi.

HL mengungkapkan, pasca laporan, dirinya mendapat undangan pertememuan klarifikasi, namun dalam pertemuan itu, dipaksa menandatangani surat pernyataan mutasi, namun menolak dengan alasan dirinya korban.

“Pertemuan itu ada keterlibatan oknum guru dan Pemdes, karena taunya warga, masalah sengketa tanah, padahal pelecehan seksual. Bukan menyelesaikan masalah, tapi ricuh,” ungkapnya.

Bahkan, ungkap HL, saat dirinya dipaksa menandatangani surat pernyataan, oknum tersebut mengaku untuk oleh-oleh dibawa ke Bupati.

Jadi, pernyataan itu buat oleh-oleh ke pak Bupati, katanya begitu,” ucap HL, saat diwawancara awak media, di Mapolres Sampang.

Sementara, inisial DYH suami korban merasa tidak terima, atas tekanan yang dialami istrinya.

“Ini bukan masalah sengketa, tapi ini masalah pelecehan seksual, jadi orang lain jangan sampai ikut campur,” ketusnya. (lis.gat)

Tags: