Pomal Periksa Oknum TNI AL dan Saksi Dugaan Pemerkosaan Siswi SMK

Kadispen Lantamal V Surabaya, Letkol (KH) Agus Setiawan.

Surabaya, Bhirawa.
Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) saat ini melakukan pemeriksaan terhadap oknum anggota TNIL AL yang diduga melakukan kasus dugaan pemerkosaan siswi SMK di Surabaya. Hal itu pun dibenarkan oleh Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Lantamal V Surabaya, Letkol (KH) Agus Setiawan.

“Sedang pemeriksaan saksi-saksi. (Terduga pelaku, red) Proses pemeriksaan juga di Polisi Militer (Pomal),” kata Kadispen Lantamal V Surabaya dikonfirmasi Bhirawa melalui pesan singkat, Kamis (25/1).

Hal senada juga disampaikan kuasa hukum korban, Febri Kurniawan Pikulun yang mengungkapkan bahwa kliennya menjadi korban dugaab pemerkosaan yang diduga dilakukan oleh oknum anggota TNI AL. “Terduga pelaku berinisial SH itu sudah diamankan Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) dan sedang menjalani pemeriksaan,” jelasnya.

Febri menambahkan, kliennya juga sudah menjalani pemeriksaan yang dilakukan di Pomal Lantamal V Surabaya. Namun, pemeriksaan tersebut belum sampai tuntas, lantaran korban mengaku masih mengalami trauma.

“Korban sudah diperiksa, tapi belum sampai selesai. Sebab, ia mengaku masih ketakutan,” ungkapnya.

Kliennya, lanjut Febri, masih ketakutan setiap melihat tentara. Oleh karena itu, pemeriksaan dihentikan sementara oleh penyidik Pomal. Selain kliennya, lanjut Febri, ayah korban juga turut dimintai keterangannya dan beberapa saksi rencananya juga akan turut dimintai keterangannya dalam kasus tersebut.

“Masih ada beberapa saksi lagi rencananya akan dimintai keterangannya oleh penyidik,” ucapnya.

Febri menyampaikan, berdasarkan cerita dari kliennya, korban saat itu digiring menuju hotel oleh terduga pelaku, dan sudah timbul perasaan was-was atau curiga yang dirasakan oleh korban. “Korban mengaku tak kuasa menolak ajakan-ajakan terduga pelaku lantaran selalu ditempel dan diawasi ketat,” ujarnya.

Sambung Febri, terduga pelaku bahkan sempat berlaku kasar saat berada di salah satu minimarket. Ia sempat menarik tangan korban agar meninggalkan minimarket lantaran sang penjaga minimarket mengenal korban.

“Di minimarket itu, korban sempat ditanya oleh mbak-mbak penjaganya. Ia ditanya sedang bersama siapa. Sebelum sempat menjawab, ia sudah ditarik keluar oleh pelaku untuk meninggalkan minimarket,” ucapnya. Namun, sebelum meninggalkan minimarket ia sempat memberikan isyarat tangan, tapi tidak ada yang mengerti maksud korban,” imbuh Febri.

Usai meninggalkan minimarket, korban dibawa pelaku menuju hotel tempatnya menginap. Pelaku beralasan ingin berganti pakaian. Saat sudah berada di kamar lantai tiga, korban dan terduga pelaku sempat bertemu dengan salah satu staff hotel atau room service yang tengah membersihkan kamar pelaku.

“Pada saat pertemuan itu, korban kembali berupaya memberikan isyarat atau kode pada staff hotel tersebut dengan cara mengepalkan empat jari dengan jari jempol berada di dalamnya,” ujarnya.

Namun, tambah Febri, lagi-lagi isyarat itu tidak dimengerti oleh staf hotel tersebut. Sehingga, usai membersihkan kamar pelaku, staf tersebut langsung meninggalkan kamar tanpa curiga terhadap pelaku dan korban.

“Jadi korban juga sempat memberikan kode pada room service. Tapi sepertinya staf itu tidak mengerti atas kode yang diberikan,” pungkasnya. [bed.bb]

Tags: