Ratusan Pedagang Pasar Kebonagung Demo Kantor Pemkot Pasuruan

Para pedagang Pasar Kebonagung, Kota Pasuruan saat aksi unjuk rasa di Kantor Pemkot Pasuruan, Rabu (10/1). [bhirawa/hilmi husain]

Imbas Jualan Tak Laku, Karena Parkir Elektronik

Kota Pasuruan, Bhirawa.
Ratusan pedagang Pasar Kebonagung, Kota Pasuruan melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Pemkot Pasuruan, Rabu (10/1). Kedatangannya yang sebagaian besar dari kaum ibu-ibu tersebut menuntut agar parkir elektronik dihapus.

Sebab, parkir berbayar tersebut dinilai merugikan pedagang. Lantaran, pembeli enggan masuk ke area pasar.

“Kita minta agar pemerintah menghapus portal parkir elektronik. Kita tidak setuju adanya parkir berbayar. Karena, pengunjung pasar semakin sepi,” tandas Lilik Sukmawati, salah satu pedagang Pasar Kebonagung.

Menurut Lilik, adanya parkir eletronik yang berlaku sejak 1 Januari 2024, dirinya merasa dirugikan. Pelanggan sebagaian besar pembeli pindah ke Pasar Besar yang berada di Soekarno Hatta.

“Karena ada parkir elektronik, pembeli tidak mau masuk ke area pasar. Parkir juga mahal, yakni Rp 3.000. Pembeli juga mengeluhkan area pintu selatan yang ditutup. Dan harus masuk lewat pintu di sisi barat,” kata Lilik Sukmawati.

Akibat sepinya pembeli, ia sementara memutuskan libur jualan. Sehingga, modalnya tidak menyusut.

“Sementara tutup dahulu. Biasa saya sehari bisa jualan 40 kilogram daging ayam, saat ini tidak sampai 4 kilogram. Mumet pikiran saya ini. Karena ini merupakan satu-satunya pekerjaan untuk menghidupi kebutuhan keluarga,” jelas Lilik Sukmawati.

Hal senada juga diungkapkan Munawaroh. Pedagang sayuran itu juga merasa dirugikan. Parkir elektronik itu membuat dagangannya sepi pembeli. Ia berharap agar portal atau parkir eletronik itu ditiadakan.

“Ini jualannya saya kurangi. Biasanya sehari bisa laku antara Rp 700-800 ribu, saat ini hanya Rp 40 ribu sehari. Karena tidak ada yang beli, otomatis dagangan sayuran saya membusuk. Tolong, parkir berbayarnya di hapus dan pintu-pintu masuk ke dalam area pasar dibuka kembali. Kalau tidak, kita bisa gulur tikar,” kata Munawaroh.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Pasuruan, Adi Wobowo menyatakan sebelum memberlakukan parkir eletronik tersebut, Pemkot Pasuruan terlebih dahulu sudah melakukan kajian, sekaligus sosialisasi dengan para pedagang.

“Kita sebelumnya sudah melakukan sosialisasi, sebelum memberlakukan parkir portal di area Pasar Kebonagung,” ujar Mas Adi, sapaan akrabnya.

Adanya keluhan dari pedagang, Pemkot Pasuruan menghentikan sementara portal parkir eletronik itu. Disisi lain, pihaknya akan mengkaji ulang pemberlakukan parkir elektroniknya.

“Parkir elektroniknya kita pending dahulu, sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Dan akan kami kaji kembali,” urai Mas Adi. [hil.bb]

Tags: