Rumahnya Jadi Langganan Banjir, Berharap Pemerintah Peduli Permasalahan di Pasuruan

Banjir yang menggenangi permukiman warga di Desa Sadengrejo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, Selasa (10/5). [Bhirawa/Hilmi Husain]

Pasuruan, Bhirawa
Banjir kembali menyapa warga Kabupaten Pasuruan. Kali ini, merendam sejumlah desa di Kecamatan Rejoso dan Grati, Selasa (10/5). Banjir akibat hujan dengan intensitas yang tinggi, sehingga luberan air menyapa ratusan permukiman warga Pasuruan wilayah timur.

Sebagian besar masyarakat yang permukimannya terkena banjir hanya bisa berharap supaya pemerintah peduli. Yakni, bisa mengatasi banjir langganan setiap tahunnya.

“Kita sudah bosan dengan banjir ini. Pemerintah harus hadir dan turun, supaya wilayahnya terbebas dari tamu air banjir,” ujar Warga Dusun Rekesan, Desa Sadengrejo, Kecamatan Rejoso, Lutfia.

Diakui Lutfia, kondisi rumahnya yang berdekatan dengan sungai membuatnya sering terdampak banjir. Apabila hujan turun cukup lama, sungai yang berada di belakang rumahnya sudah pasti meluap.

“Kondisi sungai di desa saya ini sudah dangkal dan ada penyempitan. Makanya saya minta harus ada normalisasi sungai,” papar Lutfia.

Warga lainnya, Romadi mengaku banjir sudah merendam rumahnya kurang lebih 11 kali sejak Januari 2022 lalu. Ia juga mengeluh capeknya membersihkan rumah. Pasalnya, banjir yang terjadi seringkali meninggalkan endapan lumpur.

“Capek rasanya dengan banjir ini. Rumah saya kemasukan banjir sudah tak terhitung. Lebih dari 10 kali kemasukan air banjir,” tambah Romadi.

Ketinggian air banjir di Desa Sadengrejo, Kecamatan Rejoso mencapai 20-50 sentimeter. Akibatnya, sejumlah aktivitas warga mulai terganggu. Air banjir karena meluapnya Sungai Rejoso dan sejumlah sungai kecil.

“Di daerah saya ini memang langganan. Dan sampai kapan kira-kira rumah kami ini tidak kebanjiran kembali. Dahulu, memang kawasan ini tidak ada banjir seperti ini,” kata Hudan warga setempat.

Sementara itu, warga Desa Kedawung Wetan, Kecamatan Grati, Sueb mengaku banjir merendam sejumlah pemukiman warga sekitar pukul 24.00.

“Saya kira sudah tak ada banjir, tapi ternyata air banjir kembali menyapa saat lebaran. Saya hanya berharap agar pemerintah bisa mencari solusi terhadap banjir langganan setiap tahunnya,” jelas Sueb. [hil.gat]

Tags: