Satgas Ajukan Anggaran Rp13,3 Miliar, Peternak Rutin Berikan Empon-empon

Muslihati merawat sapi perah miliknya dengan memasukkan empon-empon ke mulut sapinya. [wiwit agus pribadi/bhirawa]

Melihat Upaya Penanganan Wabah PMK di Probolinggo

Peternak di Jawa Timur masih dihantui wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Seperti yang terjadi di Kabupaten Probolinggo hingga pemda membuat satgas khusus. Melalui satgas ini, Pemkab Probolinggo dapat memaksimalkan penanganan PMK dengan menggunakan belanja tidak terduga (BTT).

Wiwit Agus P, Kabupaten Probolinggo

Satgas Penanganan PMK di Kabupaten Probolinggo ini terbentuk melalui surat keputusan (SK). SK Plt Bupati ini menindaklanjuti SK Gubernur Jatim yang menetapkan wabah PMK di Kabupaten Probolinggo. Dengan begitu, pemkab dapat memaksimalkan penggunaan BTT untuk penanganan kasus PMK.

“Satgas penanganan PMK sudah dibentuk. Termasuk SK Plt Bupati terkait wabah PMK di Kabupaten Probolinggo sudah diterbitkan. Sehingga dapat memaksimalkan BTT untuk penanganan PMK,” kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Probolinggo Hasyim Ashari, Selasa (19/7) lalu.

Saat ini, satgas penanganan PMK mengajukan anggaran sekitar Rp13,5 miliar. Namun, tim kembali melakukan penyesuaian dan kajian terkait penanganan kasus PMK tersebut, termasuk rencana anggaran yang dibutuhkan. Sehingga turun menjadi Rp13,3 miliar. “Anggaran yang dibutuhkan untuk penanganan PMK menggunakan anggaran BTT itu sekitar Rp13,3 miliar,” terangnya.

Saat ini, pihaknya masih tahap pengajuan kepada Plt Bupati Proboilnggo tentang penggunaan anggaran BTT untuk penanganan PMK. Anggaran itu diperuntukkan pengadaan obat-obatan, vitamin, dan sarana prasana lain untuk penanganan PMK. “Kebutuhan untuk penanganann PMK itu tentu sarana prasarana, seperti kulkas tempat penyimpanan vaksin, obat yang dibutuhkan, seperti antibiotik, vitamin, dan banyak lagi,” ungkapnya.

Sementara itu, wabah PMK ini benar-benar membuat peternak resah. Di Kabupaten Probolinggo peternak sapi bahkan ada yang melarang masuk ke kandang. Mereka melakukan berbagai cara agar hewan peliharaannya tak terinfeksi. Sejak ada wabah, peternak harus lebih telaten.

Seperti yang dialami Suryadi, warga Desa/Kecamatan Gending itu rutin memberikan empon-empon kepada sepuluh ekor sapi miliknya. Ini untuk menghindarkan PMK menjangkiti. Selain memberikan jamu, juga melakukan pembersihan kandang dua kali sehari. “Ini habis membersihkan kandang. Saya bersama istri sehari dua kali melakukan pembersihan kandang,” katanya.

Empon-empon yang diberikan terdiri dari temulawak dan kunyit. Ini rutin dan dianggap berhasil menangkal PMK. Terbukti, sepuluh sapinya tak terinfeksi. “Yang pasti harus rutin. Karena menjaga kebersihan nomor satu. Saya berharap tidak ada yang terinfeksi seterusnya sapi saya,” jelasnya.

Ia berharap penyakit tersebut segera hilang. Mengingat, penyakit ini sangat merugikan terhadap peternak sapi. Jika terjangkiti maka harga sapi potong akan turun. Sedangkan untuk sapi perah, tidak akan menghasilkan susu. “Saya harap segera bisa diatasi. Kami sebagai peternak khawatir,” ungkapnya.

Beralih ke Kecamatan/desa Tiris. Salah satu peternak di sana yakni Sulhan, menjelaskan, dia memiliki 10 ekor sapi perah. Agar terhindar dari PMK, oleh pihak koperasi diberikan probiotik sebagai antibodi. Juga, sehari dua kali dimandikan untuk menjaga kebersihan. “Yang pasti sebagai peternak ingin segera bisa teratasi. Sampai sekarang saya proteksi kandang sapi saya agar tidak ada yang masuk. Saya sangat khawatir sekali,” terangnya.

Di sisi lain, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Probolinggo, juga masih mengantisipasi penyebaran PMK. Selain mengerahkan seluruh petugas di lapangan dalam mencegah penyebaran, keberadaan tujuh pos kesehatan hewan (Poskeswan) juga dimaksimalkan.

Medik Veteriner Muda Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo drh. Nikolas Nuryulianto mengatakan, keberadaan poskeswan sangat penting. Pasalnya, merekalah yang langsung turun ke lapangan untuk mengecek kesehatan hewan. Sebenarnya Poskeswan yang ada di daerahnya kurang. Mengingat, populasi ternak yang ada di daerahnya cukup banyak.

“Yang ada ini kami maksimalkan. Kalau dibilang kurang ya kurang. Setiap Poskewan sendiri ditangani 1 orang donter hewan. Dialah yang bertanggung jawab. “Sangat penting. Karena itu, kami meminta mereka untuk memaksimalkan pencegahan,” tambahnya.

———– ooo ————

Tags: