Sekelompok Warga Antar Desa di Sampang Bentrok, Pj Kades Gunung Maddah Terkena Sajam

Salah satu korban yang bertikai soal urusan asmara yang melibatkan sekelompok pemuda dari dua desa di Sampang, Madura.

Sampang, Bhirawa.
Sekelompok pemuda dari dua desa di Kabupaten Sampang, Madura, bertikai menggunakan senjata tajam (sajam). Sebanyak tujuh orang luka-luka terkena sabetan celurit, termasuk seorang Penjabat Kepala Desa (Pj Kades) Gunung Maddah.

Kapolres Sampang, AKBP Siswantoro melalui Kasi Humas Ipda Sujianto mengonfirmasi, peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (3/10) malam sekitar pukul 19.30 WIB. Dua kelompok pemuda yang bertikai berasal dari Desa Pekalongan dan Desa Banyumas.

Ipda Sujianto mengatakan, pertikaian tersebut bermula dari persoalan asmara antara pemuda dari Desa Pekalongan dan gadis asal Desa Banyumas. Sementara keluarga dari gadis itu tidak terima jika si gadis dipacari oleh pemuda dari Desa Pekalongan.

Dikatakan, pemuda itu dianiaya oleh keluarga si gadis. Kemudian ia pulang dan mengadukan atas apa yang dialaminya kepada sang paman. Kebetulan, sang paman adalah Pj Kades Gunung Maddah.

“Akhirnya paman si cowok datang ke Desa Banyumas, lalu menanyakan oknum yang memukul ponakannya dan terjadi cekcok, lalu dari situ akhirnya terjadi perkelahian,” terang Sujianto, Rabu (4/10).

Awalnya, kata Ipda Sujianto, hanya terjadi cekcok dan tengkar biasa. Karena mungkin merasa kalah, kubu dari Desa Pekalongan kembali datang dan membawa massa mendatangi Desa Banyumas dengan membawa sajam. Dari situ bentrok antara pemuda dari dua desa tersebut tak terhindarkan.

Akibat peristiwa tersebut, sebanyak tujuh orang dari dua kubu mengalami luka akibat sabetan senjata tajam. Ketujuh korban dalam peristiwa ini yaitu, Pj Kades Gunung Madda inisial MA, F, U, W, DH, S, dan A.

Sujianto mengungkapkan, dari ketujuh korban itu enam diantaranya berusia di bawah 25 tahun. Sementara satunya lagi usia 48 tahun. Kini, mereka sedang mandapatkan perawatan medis di RSUD dr. Mohammad Zyn Sampang.

Sementara Pj Kades Gunung Maddah, Mattangwar mengatakan, saat itu dirinya ingin melerai pertikaian yang melibatkan dua kubu tersebut. Namun ia malah terkena sabetan celurit di bagian tangan.

“Saya saat itu hanya ingin melerai, tetapi saya malah terkena sabetan celurit. Soal permasalahannya saya juga belum tahu secara pasti,” ujar Mattangwar.

Perkara tersebut berhasil diungkap oleh kepolisian. Namun hingga detik ini belum ada satu orang pun yang diamankan.

“Sampai detik ini juga belum ada pihak atau masyarakat yang melaporkan kejadian ini,” tutur Sujianto.

Kedati begitu, Polres Sampang memastikan situasi di dua desa sudah aman dan kondusif. Di samping sudah banyak petugas kepolisian yang berjaga-jaga di tempat kejadian perkara (TKP), mediasi antara kedua kubu sudah dikukan pada Rabu (4/10) pagi sekitar pukul 10.00 WIB.

Sejumlah pihak yang terlibat dalam mediasi diantaranya Pj Kades Banyumas, Muspimcam, Danramil, Dandim, Kapolres, tokoh masyarakat, dan Sekdakab Sampang, termasuk pihak keluarga pemuda dan gadis tersebut.

“Hasil pertemuan itu terjadi mediasi dan saling sepakat, masalah ini akan diselesaikan secara kekeluargaan,” ungkapnya. (lis.gat)

Tags: