Menjadi Pribadi yang Memikat dan Berpengaruh

Judul : Berpikir Cerdas Bertindak Tegas
Penulis : Hari Laksana
Penerbit : Araska
Cetakan : I, Januari 2023
Tebal : 204 halaman
ISBN : 978-623-7910-87-9
Peresensi : Fathorrozi
Lulusan Magister Manajemen Pendidikan Islam UINKHAS Jember, tinggal di YPI Qarnul Islam Ledokombo Jember.

Tak ada kesuksesan yang instan. Sekalipun terdapat segelintir orang yang membantah statemen ini, tentu ia pengamal jurus pemungkas dan ahli dalam bidang bimsalabim. Sebab, sukses butuh usaha dan doa (oleh sebagian kalangan ditambah ‘orang dalam’ juga sebagai penentu kesuksesan). Dan salah satu usahanya ialah dengan belajar dan praktik.

Belajar yang dimaksud adalah belajar melatih diri untuk menjadi pribadi yang disukai orang lain, pribadi yang unggul, berkemampuan yang tangguh, berpenampilan yang memikat, serta mempunyai daya pengaruh yang kuat sehingga menjadi sosok yang berwibawa dan karismatik.

Dalam menjalani kehidupan, seseorang tak akan bisa menghindar dari masalah. Masalah jangan dicari, tapi berjumpa masalah jangan lari, demikian tutur para bijak bestari. Untuk menyelesaikan masalah, seseorang perlu memiliki prinsip berpikir positif. Berkenaan dengan hal tersebut, ada beberapa prinsip berpikir positif yang dituangkan dalam buku ini. Di antaranya, pandai menyikapi waktu, mampu mengubah pikiran, memiliki persepsi positif, jangan menjadi biang masalah, dan terakhir spiritual.

Masa lalu adalah waktu yang sudah dijalani. Dari masa lalu, seseorang dapat menyadari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan. Sementara masa kini adalah waktu yang saat ini sedang kita jalani. Di masa kini, seseorang perlu mengerahkan semua kemampuannya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan di masa lalunya. Sedangkan masa depan adalah harapan dari upaya-upaya yang dilakukan di masa kini. Ketika seseorang mampu belajar dari masa lalu dan mampu memperbaikinya di masa kini, maka ia akan mendapat pencapaian yang luar biasa dalam hidupnya (hlm. 11).

Sebagian prinsip berpikir positif adalah mengubah pikiran. Mengubah pikiran berarti mengubah kenyataan. Pikiran yang baru akan menciptakan kenyataan yang juga baru. Jika seseorang benar-benar ingin menciptakan perubahan positif dalam hidupnya, maka ia harus bisa mengubah bagian dalam dirinya, yaitu mengubah pikiran dan perkataannya. Mulai dari mengubah pikiran dan perkataan negatif menjadi positif.

Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan beberapa strategi berpikir positif yang perlu diperhatikan, salah satunya berupa peneladanan. Peneladanan merupakan strategi yang berhubungan erat dengan pembentukan cara pandang, keyakinan, dan nilai-nilai yang ada pada seseorang yang dianggap sebagai figur yang baik pada bidang tertentu. Untuk meraihnya, seseorang harus bersikap jujur. Misalnya, saat seseorang membayangkan sosok figur, ia harus benar-benar menjadi figur yang diharapkan.

Di dalam buku ini pula, Hari Laksana mengurai sembilan langkah untuk menjadi pribadi berwibawa, karismatik dan disukai semua orang. Ia tulis dengan bahasa yang lugas dan penyajian yang mudah dipahami, sehingga siapa pun akan mudah mempraktikkannya.

Sembilan langkah tersebut, pertama mengetahui kepribadian, kedua mengetahui bentuk karakter, ketiga jangan lakukan kebiasaan-kebiasaan buruk, keempat menciptakan sikap yang menyenangkan, kelima menguasai bahasa tubuh, keenam berbicara menyenangkan, ketujuh memiliki kepribadian memikat, kedelapan menjadi pribadi berpengaruh, dan yang kesembilan menjadi pribadi yang memikat dan memengaruhi orang lain.

Untuk menjadi pribadi yang menyenangkan dan memikat, seseorang perlu memiliki kepercayaan diri, tampil apa adanya, menjadi pendengar yang baik, bersikap positif, senyum yang hangat, kontak mata yang akrab, bergaul dengan ramah, jujur, jaga rahasia dan dapat dipercaya, netral dalam persaingan, mampu beradaptasi, bisa menerima perubahan, pandai menempatkan diri, mengingat nama orang dengan baik, dan humoris.

Sementara untuk berbicara di khalayak umum agar memikat dan memberi pengaruh, kita harus menguasai bahasa tubuh, sebab bahasa tubuh mampu mengungkapkan banyak hal tentang diri kita dibandingkan dengan kata-kata yang terucap. Bahasa tubuh yang harus dihindari saat berbicara dengan orang lain, sebagaimana dikupas dalam buku ini, adalah hindari tangan di saku, tangan di belakang, berdiri dengan bertumpu pada satu kaki, jangan silangkan kaki dan tangan, jangan menggaruk hidung atau kepala, hindari gerakan gelisah, jangan berdiri terlalu dekat, berdiri atau duduk dengan tegak, dan berbicara tidak terburu-buru. Sedangkan bahasa tubuh positif yang perlu kita gunakan saat berbicara adalah berdiri tegak tapi rileks, gunakan gerakan tangan seperlunya, berikan senyum, lakukan kontak mata, buatlah jarak antara kedua kaki, santaikan bahu, dan jagalah posisi kepala tetap lurus (hlm. 103).

Akhirnya, dengan membaca serta mempraktikkan isi buku yang mengupas secara detail mengenai langkah-langkah menjadi pribadi berwibawa, karismatik dan disukai semua orang ini, terbuka lebar pintu bagi kita untuk menjadi pribadi yang berpikir cerdas, bertindak tegas, serta disegani semua orang. Selamat membaca!.

————– ooo ————-

Tags: