Siadi Minta Adanya Ekosistem Pemberdayaan Petani di Malang Raya

Anggota DPRD Jatim, Siadi S.H saat melakukan reses II tahun 2023 di dapil Malang Raya.

DPRD Jatim, Bhirawa
Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Siadi S.H mendapat banyak keluhan warga saat melakukan reses II tahun 2023 di dapilnya Malang Raya. Keluhan tersebut yakni para petani kesulitan mendapatkan pupuk hingga pelaku UMKM kesusahan memasarkan produknya.

Mendapati keluhan dari beberapa Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) itu, Politisi Partai Golkar meminta Pemprov Jatim serius menggarap sektor pertanian. Apalagi, sektor pertanian Jawa Timur menyumbang 10,76 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim. Sepertiganya dari total angkatan kerja yang ada di Jatim bekerja di sektor pertanian.

“Jadi, harus membangun ekosistem pertanian dari hulu hingga hilir, dari soal modal dan inovasi teknologi hingga soal diversifikasi produk hilir pertanian,” kata Siadi.

Menurut pria yang juga mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang ini, di masa depan, kunci kemakmuran rakyat di sektor pertanian adalah pengembangan sumber daya manusia yang bergerak di sektor ini.

“Maka, penguatan kelembagaan petani dan pelatihan yang berkelanjutan menjadi upaya untuk memperbaiki kinerja petani dan pertanian,” jelasnya.

Siadi meyakinkan bahwa Indonesia selama ini dikenal sebagai negara agraris karena memiliki lahan pertanian yang luas dan sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor pertanian, termasuk di wilayah Malang Raya.

“Nah, untuk mengatasi ketergantungan impor komoditas pangan ini perlu ekosistem pemberdayaan petani untuk mengembangkan sektor pertanian,” terang Siadi.

Dijelaskan Siadi, pertanian merupakan fondasi ekonomi nasional, sektor strategis yang harus dijaga. Selain menyerap banyak tenaga kerja, pertanian dan para petani merupakan penjaga harkat dan martabat bangsa.

Dia pun mengingatkan, agar para pemangku kebijakan dalam hal ini Pemprov Jatim harus mampu membangun ekosistem pertanian sehingga para milenial pun tertarik untuk menjadi petani. “(Pertanian) Harus ada solusi terintegrasi. Tidak bisa sepotong-sepotong,” imbuhnya.

Siadi mengungkapkan dengan produktivitas petani negara dapat memenuhi kebutuhan pangannya. Pihaknya pun mengkhawatirkan adanya perubahan iklim dan terus bertambahnya penduduk, sektor pangan akan krisis. “Jawa Timur, khususnya di Malang memiliki lahan yang luas dan subur harus menjadi lumbung pangan,” pintanya.

Disamping itu, para petani juga menghadapi kesulitan permodalan dan keterbatasan sentuhan teknologi pertanian. “Ini mebuat pertanian tidak atraktif secara ekonomi dan menyebabkan rendahnya produktivitas komoditas,” bebernya.

Selain persoalan sektor pertanian, Siadi juga disambati pelaku UMKM akan sulitnya memasarkan produknya. Ia pun meminta Pemprov Jatim turun tangan agar UMKM bisa difasilitasi produknya.

Ia melanjutkan, persoalan yang belum selesai itu terutama masalah pangsa pasar. Produksi rumah tangga banyak menjamur. Tetapi mereka butuh bantuan menciptakan pangsa pasar.

“Nah, beberapa kali kami mencoba untuk komunikasi dengan Disperindag dan Dinas Koperasi dan UMKM untuk bisa diberikan akses pemasaran,” pungkasnya. [geh*]

Tags: