Kepala Smanor Jatim sedang menemui para siswanya saat berorasi di halaman sekolah. [ahmad suprayogi]
Usai apel pagi Senin (28/11) kemarin puluhan siswa Smanor (SMA Negeri Olah Raga) melakukan demonstrasi, melakukan orasi di halaman sekolahnya. Mereka membawa kertas karton dengan berbagai tulisan berisi kecaman soal kebijakan Kepala Sekolah. Mereka juga menggelar orasi agar kepala sekolah dalam memberikan kebijakan lebih realistis.
Diantara tulisan kecaman itu, Smanor Anti Ruwet, Target Elit Jatah Sulit, Salat Kok Diundur – undur, Sekolah Elit Air Sulit. Jangan Ubah Waktu Salat Kita, Kita Butuh Disayang Bukan Dikekang. Dikekang Juara Tanpa Biaya, Stop Intimidasi, Cukup Rambut Kami yang dDipangkas Hak – hak Kami Jangan Dipangkas.
Siswa kelas XII Atletik, M Risqi Ferdiansyah, sebagaimana dalam orasi mengatakan, para siswa menyatakan kalau kepala sekolah yang sekarang masih di Smanor, para siswa tidak akan masuk sekolah.
Risqi juga mengungkapkan, banyak hak – hak siswa yang hilang. Contohnya buku perpustakaan, jatah sabun juga tidak ada. Bahkan para siswa juga dituntut seperti SMA Taruna dan SMA Gresik, padahal di Smanor ini mempunyai tujuan sendiri.
“Tujuan kami sekolah di Smanor ini menjadi atlet, bukan menjadi anggota TNI atau Taruna. Yang lebih miris adzan untuk pertanda waktu salat dhuhur pun tidak diperbolehkan tepat waktu. Pernah kejadian adzan dhuhur tepat waktu tetapi langsung diberhentikan salah satu guru atas perintah kepala sekolah. Kondisi ini sudah lama, kalau seperti tekanan – tekanan dan sering diancam dikeluarkan dari sekolah itu mulai dari saya sejak kelas XI,” terang Risqi.
Kepala Smanor Jatim, Suswanto, mengaku sudah siap untuk mengundurkan diri. Ia mengaku sudah ingin mundur dari Smanor Jatim ini sejak Pebruari 2022 yang lalu. Saat ditanya ada kendala apa sampai terjadi demo? ”Nanti saja tanyakan sendiri ke Dinas Pendidikan Jatim. Karena soal keterkaitan dana itu pihak dinas yang berwenang. Aku lo buruhne,” ungkap Suswanto. [ach.fen]
