Siswa SMPN 1 Sidoarjo Mengisi Kejenuhan Belajar dengan Kesenian

Hindar Krismalia Prabandari bersama para siswanya, sebelum terjadi pandemi Covid 19. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Setelah terjadi pandemi Covid 19, kondisi pembelajaran ekstrakurikuler di sekolah – sekolah juga berhenti atau hampir tidak ada aktivitas. Kondisi ini membuat para siswa mulai jenuh, ditambah lagi dengan pembelajaran Daring yang kurang maksimal hasilnya.
Melihat kondisi ini, Guru BK (Bimbingan Konseling) SMPN 1 Sidoarjo, Hindar Krismalisa Prabandari SPd, mendirikan kominitas tari pada Agustus 2020, yakni ‘Sanggar Jagad Pangestu’. Tujuannya untuk mewadahi keinginan para siswa yang ingin berbuat sesuatu, untuk menghilangkan rasa jenuh usai pembelajaran Daring.
Menurut Hindar, awalnya kegiatan ini diisi para alumni maupun siswa yang masih aktif, yang berkenan berkumpul dan membahas permasalah ekstrakurikuler kesenian di masa pandemi. Ditambah lagi banyak lomba tari yang dilakukan secara virtual. Maka diputuskan mengikuti lomba dan terus berlatih, dalam setahun ini sudah mendapatkan berbagai macam pretasi di bidang tari. Sudah mengikuti enam kali lomba, semuanya mendapatkan juara.
“Kami sudah enam kali menang, diantaranya juara pertama dan juara Favorit di Semarang, juara pertama di UPN, juara pertama di Unsri. juara ketiga di Royal Jatim, juara pertama di Dinas Keperawatan Jakarta,” kata Hindar, Senin (1/2) kemarin.
Hindar juga menuturkan, seni tari yang diangkat adalah seni tari tradisional, selain mengikisi kekosongan ekstrakurikuler siswa yang terhenti. Juga sekaligus bisa ikut membantu pemerintah melestarikan seni budaya tradisional yang sudah mulai terlupakan. ”Jadi kami sangat fokus ketarian tradisional Jawa Timur. Diantaranya tarian dari Madura Gelang Ro’om, Tari Banyuwangian dan yang lainnya,” jelas Hindar yang mengaku sejak kecil suka menari.
Hindar juga menjelaskan, perkembangan siswa yang mengikuti ekstra tari di sekolah itu banyak sekali, sekitar 40 siswa. Dalam kondisi jaman digitalisasi, main gadget sekarang ini masih ada yang mau dan mampu melestarikan seni budaya kita sendiri.
“Sungguh membanggakan, antusias mereka juga sangat luar biasa, karena mereka beralasan, dari pada tidak ada kegiatan usai Daring. Makanya promosi saya juga lewat Sosmed, dan awal pesertanya hanya tiga siswa dan terus bertambah banyak hingga saat ini,” katanya. [ach]

Tags: