Smamda Gelar Talkshow Tips Memilih Kampus

Dr Suko Widodo MSi dan Bagoes Sunyoto MPsi ketika memberikan paparannya di hadapan siswa dan orang tua siswa dengan moderator Alif Djatmiko. [trie diana]

Surabaya, Bhirawa
Agar para siswanya bisa meraih impian dan membekali tips memilih perguruan tinggi dan jurusan yang tepat sesuai dengan bakat dan minat. SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya Sabtu (3/11) lalu menggelar talkshow bertema Create Your Future Success, Choose the Right Education di Gedung At-Tauhid Lantai 13, Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Talkshow menghadirkan siswa kelas XII beserta orang tuanya dengan mendatangkan narasumber Dr Suko Widodo M Si, Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) Universitas Airlangga, dan psikolog, Bagoes Sunyoto MPsi. Tujuannya untuk memotivasi siswa dan melihat potensi atau kemampuan bakat dan minat.
Menurut Kepala Smamda, Ustadz Astajab SPd MM, talkshow ini diharapkan para siswa bisa mendapatkan penjelasan tentang cara masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) baik melalui jalur SNMPTN, SBMPTN, maupun jalur mandiri. Terlebih lagi, tahun ini Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristedikti) menetapkan aturan baru terkait Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2019, yaitu siswa melaksanakan tes terlebih dahulu kemudian mendapat nilai yang kemudian nilainya digunakan untuk mendaftar ke PTN.
“Saya berharap orang tua dan siswa benar-benar memahami aturan baru SNMPTN 2019. Selain itu agar siswa bisa mempersiapkan tes lebih baik agar bisa masuk di PTN yang dituju,” ungkap Ustadz Astajab.
Sementara itu, psikolog senior Surabaya, Bagoes Sunyoto menjelaskan, untuk menghadapi seleksi masuk PTN ada tiga hal yang harus difahami para siswa. Pertama, para siswa harus mengenali potensi diri baik kelebihan maupun kekurangan, hal itu bisa dilihat dari golongan darah, ciri-ciri sikap perilaku di rumah. Hal ini sebagai modal spirit, sebab siswa yang tidak punya karakter kuat atau karakternya lemah, ketika sudah menjadi mahasiswa maka karakternya masih seperti siswa SMA biasa.
Kedua, jelas Bagoes, siswa harus mengenali kelebihan dan kekurangannya mereka apa? Saat ini banyak siswa kekurangan dalam dirinya karena pengaruh gadget, sebab ketika gadget memanjakan mereka bisa menjadi bumerang bagi dirinya.
“Kok mahasiswa senangnya browshing dari materi yang sifatnya gampang dicopi paste, dan kenapa tidak usaha sendiri, kenapa tidak mengalami sendiri dalam membuat tulisan. Sedangkan hal positif sering menyepelehkan hal-hal yang sudah baik, contoh ketika ngobrol dengan orang tua dengan cara-cara yang normal mereka tidak senang. Mereka justru senang komunikasi dengan telepon atau video call. Padahal komunikasi yang normal justru lebih baik,” katanya Bagoes.
Dan ketiga, saat ini para siswa ketika memilih jurusan kuliah, ternyata banyak mendapat informasi yang bermacam-macam karena gadget, sehingga justru membuat kacau dalam menentukan pilihan. ”Sebab kalau sering kita downloud jadi overloud, kalau sering uploud jadi overloud, padahal kita ini normalloud. Contohnya, seorang desainer kalau sering buka gambar desain akibatnya mereka justru tidak bisa menggambar. Kita juga harus sederhana dan tidak boleh berlebih termasuk dalam penggunaan gadget. Bahwa kita belajar tanpa gadget juga bisa kok. Kita masih bisa online internet, dan alam ini juga sumber ilmu, kalau internet rekamannya bisa direkayasa tetapi kalau alam tidak dapat direkayasa,” tandasnya.
Sedangkan, Suko Widodo menekankan, agar para siswa jangan sampai salah dalam memilih dan menentukan jurusan. Sebab kalau salah dalam memilih jurusan akan merugikan diri sendiri, baik rugi waktu, rugi tenaga dan rugi biaya. Bahkan bisa jadi tidak bisa menyelesaikan perkuliahan karena tidak pas dengan minatnya, sehingga kesulitan dan putus kuliah di tengah jalan. [fen]

Tags: