SMK Sepuluh Nopember Sinkronisasi Kurikulum dengan 15 Iduka

Suasana penyelarasan di SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo dengan 15 Iduka. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Dalam membangun pemahaman yang sama untuk menilai standar mutu kompetensi kebutuhan Iduka (Industri dan Dunia Kerja) yang disiapkan SMK, merupakan wujud penyelarasan kedua belah pihak. Maka SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo melakukan Sinkronisasi dengan 15 Iduka.
Menurut Kepala SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo, Ratih Wulansari SSi MPd, kalau Sinkronisasi Kurikulum itu wajib hukumnya bagi penyelenggara pendidikan, khususnya untuk SMK. Karena siswa SMK sebagai pencetak lulusan yang langsung bisa bekerja, maka harus memiliki standar yang sesuai dengan standarnya Iduka. Sehingga bisa menghasilkan produk yang sesuai dengan standar di masing-masing Iduka. Kedua belah pihak ini harus selaras, harus sinkron. Kebutuhan industri itu maunya hard skill yang bagaimana, soft skill yang seperti apa.
“Kita, di sekolah ini yang bagian mengolah dan membina siswa agar sesuai dengan permintaan mereka. Kesepakatan ini harus dilakukan penyelarasan terlebih dahulu. Penyelarasan kurikulum ini tidak hanya sekedar penyerahan data dan dilakukan MoU (Memorandum of Understanding), tetapi harus diikuti dengan adanya kelas industri,” jelas Bu Ratih–sapaan akrabnya.
Jadi, jelas Bu Ratih, sekolah menyiapkan peserta didiknya, dan guru-gurunya atau guru tamunya dari pihak industri. Dengan harapan siswa bisa mengenal langsung pembelajaran yang diberikan oleh Iduka. Kompetensinya juga harus sesuai dengan kebutuhan Iduka. Dan prakteknya, siswa diterjunkan dalam bentuk PKL (Praktek Kerja Lapangan).
Dari hasil evaluasi seluruhnya, jika Iduka membutuhkan tenaga kerja dan ada rekrutmen tenaga kerja. Maka pihak Iduka juga tidak mau dua kali kerja untuk memberikan pelatihan, lebih efektif mengambil siswa yang sudah terlatih daripada harus merekrut dan baru secara mendadak.
“Harapan dari program ini, apa yang dibutuhkan Iduka secara otomatis kami juga paham. Begitu sebaliknya, masukan dari Iduka tentang standar sarana dan prasarana praktek juga harus kita pahami. Makanya kami juga memberikan kesempatan seluruh siswa, namun pihak Iduka juga memberikan kuota sesuai standarnya,” pungkas Ratih.
Salah satu Iduka yang ikut gabung dalam program itu, PT BPR Buduran Delta Purnama, Misti Hariasih SE MM menambahkan kalau program sinkronisasi ini adalah akan membuat siswa itu sangat paham sekali dengan dunia indutri atau dunia bisnis. ”Jadi para siswa itu akan tahu persis gambarannya dalam dunia usaha itu. Karena mereka sudah mendapatkan pelajaran yang sudah kita selaraskan hari ini,” tambahnya.
Dengan diterapkannya penyelarasan ini biar linier antara SMK dengan Iduka. Karena selama ini konotasinya hanya sebuah teori, tapi kenyataannya selaras. Yang diselaraskan ini dunia Perbankan Syariah. Semua sudah berbasis online, makanya diperkenalkan dengan para siswa tentang bisnis perbankan berbasis online,” tandas Misti. [ach]

Tags: