Stop Phubbing Perkuat Silaturahmi

Imawati

Oleh:
Imawati
Guru SD Al Falah Darusalam, Tropodo Waru Sidoarjo

Bulan Ramadan bulan yang sarat akan makna sudah hadir di tengah-tengah kita. Bulan yang memberikan makna yang besar yaitu ibadah tidak hanya habluminallah (interaksi dengan Allah) tapi juga habluminannas (interaksi dengan makhluk) secara seimbang.
Allah berfirman dalam QS. An Nisa :36: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh ,dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”
Ayat tersebut menerangkan sekaligus tentang dua hubungan yaitu hubungan dengan Allah dan dengan sesame manusia atau makhluk lainnya. Hubungan vertical dengan Allah bisa dilakukan dengan maksimal di bulan puasa ini, bahkan dengan iming-iming dilipatgandakan semua pahala dan diampuni dosa-dosa kita.
Hubungan horizontal juga lebih penting, karena untuk menjadi pribadi yang kaffah harus bisa berjalan beriringan seperti mata uang yang mempunyai dua sisi yang tidak bisa dipisahkan. Bagaimana caranya? Salah satunya dengan cara banyak silaturahmi fisik dan stop phubbing. Makna phubbing itu sendiri adalah kondisi acuh seseorang dengan lingkungan sekitar dan lebih focus pada gadget mereka.
Sebab dengan adanya gawai (gadget) makna silaturahmi sudah mulai bergeser. Bukan lagi mempererat hubungan yang jauh menjadi dekat, tapi malah yang dekat menjadi jauh.
Hanya beradu jempol bagi masyarakat sekarang sudah cukup. Lebih hemat dan praktis. Bagaimana jika kita ubah menjadi ajang saling dating dan berkomunikasi. Bertatap muka dan berjabat tangan. Alangkah indahnya, kita bisa tahu kondisi teman kita mungkin sedang sakit atau susah ekonomi yang butuh bantuan kita. Mengasah skill bahasa komunikasi kita dan member suri tauladan ke anak dan keluarga kita, bahwa benar kita makhluk sosial. Saling membutuhkan, bukan malah lebih butuh gadget. Yang nota benenya benda mati.
Dengan silaturahim, maka banyak pahala yang didapat dan dalam sebuah hadist diriwayatkan: “Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan ditambah umurnya hendaklah shilaturahmi” (TerjemahShahih Abu Daud : 1486, Shohih Adabul Mufrod : 56, Shahih Muslim bab Al-Birru Wash Shilah hadits ke – 20 ).
Datang dan berkomunikasi secara langsung meskipun hanya membawa sekilo jeruk tapi sudah luar biasa maknanya. Jangan dilihat dari barangnya yang hanya sekilo jeruk.Tapi lihatlah niat untuk membawa buah tangan, bensinnya, memilih jeruk yang bagus dan uang yang sudah dikeluarkan untuk kita. Mereka semua lakukan hanya untuk bersilaturahmi ke rumah kita. Uang yang mereka keluarkan merupakan sedekah dan diganti Allah dengan beribu rezeki yang tidak terduga.**

Rate this article!
Tags: