Sudah Dua Hari Banjir di Pasuruan Belum Surut

Kondisi jalan di Desa Kedungboto, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan hingga, Rabu (12/1) masih terendam banjir. [Hilmi Husain]

Pasuruan, Bhirawa
Tingginya hujan di Pasuruan Raya membuat sejumlah desa di Kabupaten Pasuruan masih terendam air banjir. Bahkan sudah dua hari banjir masih merendam permukiman masyarakat. Pantauan di lokasi, Rabu (12/1), banjir masih menggenangi rumah-rumah warga di Kecamatan Beji, Grati dan Rejoso.
Di Kecamatan Beji, banjir masih terjadi di Desa Kedungringin. Terdapat 5 Dusun di desa tersebut masih tergenang air setinggi 10-30 sentimeter dan di Dusun Balungrejo genangan mencapai 20-50 sentimeter. Adapun di Desa Kedungboto banjir masih setinggi 50-70 sentimeter.
Untuk di Kecamatan Grati, banjir setinggi 10-20 sentimeter masih ada di Dusun Keburukan, Desa Kedawung Kulon. Di Kecamatan Rejoso, banjir masih terjadi 6 desa. Yakni, di Desa Kedungbako masih terjadi Dusun Krajan 10-20 sentimeter, Desa Toyaning di Dusun Toyaning air masih 30-100 sentimeter dan Dusun Turi 20-80 sentimeter.
Di Desa Sadengrejo banjir mencapai 35-60 sentimeter terjadi di Dusun Sadeng, di Desa Jarangan air 10-30 sentimeter masih menggenang Dusun Bandaran. Lalu, di Dusun Patuguran Desa Patuguran banjir terjadi bervariasi mulai 20-50 sentimeter.
Kepala Desa Kedungboto, Subandi menyampaikan genangan air di desanya sudah berlangsung dua hari, pada tiga dusun. Saat ini, ada 100 rumah terdampak genangan banjir di Desa Kedungboto. Tak hanya itu, jalanan penghubung antar desa juga ikut terendam.
“Ada tiga dusun di Desa Kedungboto masih terendam selama dua hari. Genangan airnya masih sekitar 70 sentimeter. Total rumah yang masih tergenang air ada 100 KK,” urai Subandi, Rabu (12/1).
Tingginya genangan air membuat sejumlah pengendara roda dua yang nekat melintas bisa mogok. Meski demikian, para siswa asal Desa Kedungboto tetap bersekolah. “Anak saya tadi tetap sekolah, meski jalan antar desa ini terendam banjir. Di area sekolahnya tidak banjir karena lokasi sekolah sudah tinggi,” kata wali murid SDN Kedungboto, Adam Abu Bakar.
Warga lainnya, Saeri sangat menyayangkan sikap pemerintah terhadap jalan di Desa Kedungboto, karena kondisinya sudah berkubang. Sebelum musim hujan, warga melaksanakan upaya swadaya dengan cara melakukan pengurukan dengan material pasir batu dan sisa bongkaran aspal.
“Pemkab Pasuruan harus turun ke lokasi Desa Kedongboto ini, karena sebelum musim penghujan, jalanan sudah rusak. Tapi, pengurukan warga dengan inisiatif sendiri tak mampu bertahan lama karena saat banjir datang, kondisi jalan itu semakin rusak parah. Jadi, banyak pemotor yang jatuh hingga kendaraannya mogok,” jelas Saeri. [hil.wwn]

Tags: