Tekan Angka Stunting di Kabupaten Mojokerto, Bupati Larang Perkawinan Usia Dini

Bupati Ikfina saat memberikan pengarahan pada Ibu Balita dan Remaja akan pentingnya asupan Gizi serta menghindari pernikahan usia dini.

Pemkab Mojokerto, Bhirawa.
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengatakan, masalah stunting saat ini menjadi masalah nasional yang harus ditekan dan dicarikan solusinya, untuk itu pentingnya berkolaborasi dengan semua komponen bangsa, agar Indonesia bisa segera bebas stunting pada tahun 2024 nanti.

Salah satunya dengan memberikan arahan, pemahaman kepada orang tua balita, remaja, akan pentingnya asupan gizi dan menghindari pernikahan usia dini. Demikian antara lain poin penting disampaikan oleh Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati saat menggulirkan program Selasa Sehat turunkan Stunting, AKB dan AKI (SEHATI) bertempat di Balai Desa Tawar Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, selasa 15/8/23.

Program SEHATI yang diinisiasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto ini, Bupati Ikfina ditengah-tengah kunjungannya selain menyasar ibu balita juga memantau langsung pelayanan kesehatan bagi lansia dan remaja, serta melihat langsung pengukuran panjang badan dan berat badan para balita di Posyandu Desa Tawar.

Lebih rinci Bupati Ikfina menambahkan, bahwa balita di Kabupaten Mojokerto tidak boleh ada yang stunting, maka salah satu upaya agar balita terhindar dari stunting yakni kenaikan berat badan balita harus sesuai dengan grafik yang ada di buku kesehatan ibu dan anak (KIA) serta memberikan kecukupan gizi dan makanan terhadap balita. Karena balita stunting maka kecerdasanya 20 persen dibawah rata-rata,” bebernya.

Terkait dalam memberikan pemenuhan gizi kepada Balita, Bupati Ikfina mengatakan, para orang tua dapat memberikan makanan yang kaya akan protein seperti ayam, telur, dan daging.

Dan, untuk menekan stunting, anak-anak harus cukup gizi agar sehat dan tidak sakit berulang. Sebisa mungkin anak usia dibawah 2 tahun harus diusahakan ASI. Waktu terbaik memaksimalkan pertumbuhan otak anak itu dimulai dari bayi sampai dengan 5 tahun. Ini semua dapat diwujudkan apabila anak cukup gizi,” jelasnya.

Di samping itu yang juga sangat penting, agar para remaja tidak melakukan pernikahan usia dini, karena hal tersebut, beresiko melahirkan bayi stunting.

“Jadi yang ideal itu umurnya 21 tahun, karena di umur 21 sudah matang secara fisik dan batin. Jadi kalau usia dibawah 21 tahun itu, rahim belum siap betul dan untuk ibu yang umurnya diatas 35 tahun tolong jangan sampai hamil, karena golongan ini juga beresiko melahirkan bayi stunting juga,” bebernya.

Di Akhir sambutannya Bupati Ikfina menghimbau, agar para orang tua juga memperhatikan tumbuh kembang anak, agar kedepannya para balita menjadi generasi penerus yang pintar dan berkarakter.

”Karena Anak tidak hanya butuh gizi tetapi kita juga perlu membentuk karakternya, menjadikannya pintar dan cerdas. Ayo bersama-sama kita rawat anak-anak kita dengan penuh kasih sayang agar membentuk karakter yang baik,” pungkasnya.

Pantauan di lapangan, kesempatan kali ini, Bupati Ikfina juga menyerahkan Antropometri kepada Kepala Desa Tawar Karmito yang juga turut didampingi oleh Kepala DP2KBP2 Kabupaten Mojokerto Sugeng Nuryadi, Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Ninik, Camat Gondang, Kapus Gondang, dan Ketua TP PKK Desa Tawar. [min.dre]

Tags: