TUKS PT Petrokimia Gresik Raih “GPAS Award 2023” dari Bangkok Thailand

DKU PG, Robby Setiabudi Madjid (tiga dari kiri) saat menerima penghargaan GPAS AWARD 2023 di Bangkok, Thailand.

Gresik, Bhirawa.
Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) milik Petrokimia, mendapatkan penghargaan internasional Green Port Award System (GPAS) 2023 dari APEC Port Service Network (APSN). Penghargaan diterima oleh Direktur Keuangan dan Umum Petrokimia Gresik, Robby Setiabudi Madjid mewakili Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo di Bangkok, Thailand.

APSN merupakan organisasi internasional di bawah Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), APSN saat ini beranggotakan 18 negara anggota APEC yaitu Australia, Canada, China, Hong Kong, Japan, Korea, Malaysia, New Zealand, Papua New Guinea, Peru, the Philippines, Russia, Singapore, Chinese Taipei, Thailand, the United States, Vietnam, dan termasuk Indonesia. Adapun mandat APSN adalah untuk mendorong pelabuhan yang berkelanjutan secara ekonomi dan lingkungan guna mencapai kesejahteraan bersama anggota APEC.

Robby Setiabudi Madjid sesaat setelah menerima penghargaan menyampaikan bahwa, TUKS Petrokimia Gresik menjadi pelabuhan curah pertama dan satu-satunya di Indonesia yang mendapatkan GPAS Award. Apresiasi ini memperkuat capaian sebelumnya, dimana pelabuhan Petrokimia Gresik menjadi pelabuhan terbaik dalam ajang Anugerah Green Port Award 2022 yang diselenggarakan oleh Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarvest) Republik Indonesia.

“Pelabuhan Petrokimia, bertaraf internasional. Aktivitas kepelabuhanan tidak hanya antarpulau, tapi juga antarnegara. Penerapan Green Port sudah menjadi kebutuhan, sebagai salah satu instrumen dalam meningkatkan daya saing usaha. Khususnya, dalam mendukung Pupuk Indonesia go global,” tandas Robby.

Pelabuhan petrokimia, juga untuk mendorong kelancaran operasional bisnis hingga pemenuhan kebutuhan pupuk nasional. Termasuk distribusi pupuk bersubsidi ke berbagai daerah di Indonesia, berbagai capaian yang diraih atas penerapan Green Port. Ini menjadi penyemangat kami untuk terus mengoptimalkan operasional kepelabuhanan, dalam memberikan solusi agroindustri terbaik untuk Indonesia.

Ditambahkan Robby, optimalnya penerapan Green Port akan berdampak pada kelancaran distribusi pupuk bersubsidi. Mengingat tanggung jawab penyaluran pupuk bersubsidi yang diamanahkan kepada Petrokimia, tidak hanya di Pulau Jawa. Yang dapat ditempuh melalui jalur darat, tapi juga antarpulau yang membutuhkan transportasi laut. [kim.bb]