Turunkan Angka di Wilayah Kabupaten Pasuruan, Aplikasi Elsimil Cegah Stunting

Sebuah aplikasi Elsimil Kabupaten Pasuruan yang lounchingnya akan dilaksanakan pada tahun 2022.

Pemkab Pasuruan, Bhirawa.
Pemkab Pasuruan terus berupaya menurunkan angka stunting di wilayah Kabupaten Pasuruan. Salah satu cara adalah meluncurkan aplikasi Elsimil. Sekadar diketahui, kasus stunting di Kabupaten Pasuruan masih cukup banyak, yakni sekitar 4.000 kasus. Jumlah tersebut menurun drastis apabila dibanding tahun lalu, yakni dari 22 persen total balita di Kabupaten Pasuruan menjadi berkurang hingga menyisakan 18 persen. Hanya saja, aplikasi Elsimil itu lounchingnya pada tahun 2022. Akhir tahun ini sudah ujicoba.

Kepala Dinas KB-PP (Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan) Kabupaten Pasuruan, drg Loembini Pedjati Lajoeng menyatakan aplikasi Elsimil menjadi langkah keterbukaan informasi kepada publik, tujuannya mempercepat penurunan angka stunting yang disebabkan oleh kekurangan gizi selama 1.000 hari kehidupan. “Perkembangan utama anak itu ada di 1.000 hari kehidupan atau dua tahun. Tujuannya agar setiap pasangan rumah tangga bisa memahami,” ujar Loembini Pedjati Lajoeng, Rabu (22/12).

Menurut Loembini, aplikasi Elsimil dirancang khusus menyasar calon pengantin, ibu hamil dan yang sudah melahirkan. Yakni sebagai alat pemantau kesehatan serta edukasi seputar kesiapan nikah dan program hamil.

Diharapkan, semua calon pengantin apabila sudah mendekati ijab kabul pernikahan, tiga bulan sebelumnya harus melakukan pemeriksaan. Nantinya data itu dimasukkan dalam aplikasi Elsimil. “Ini bentuk keseriusan kami, dalam upaya mencapai target penurunan stunting sebesar 14 persen pada 2024 mendatang,” ujar Loembini Pedjati Lajoeng.

Sedangkan sistem kerja aplikasi Elsimil yaitu pencatatan seluruh informasi yang diperoleh dari seluruh pemeriksaan kesehatan yang dilakukan ibu dan calon ibu sebelum hamil. Terutama 3 komponen, adalah tim pendamping keluarga. Seperti bidan, TP PKK dan Kader BKKBN.

“Di Kabupaten Pasuruan, ada 1.237 tim pendamping keluarga yang akan membantu menjawab pertanyaan maupun pemeriksaan kesehatan. Misalnya tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan anemia,” kata Loembini Pedjati Lajoeng.

Bagi perempuan yang dinyatakan memiliki anemia akan mendapatkan modul pemberitahuan untuk kembali ke fasilitas kesehatan. Mereka akan menerima tablet tambah darah untuk dikonsumsi selama 90 hari. Lalu, pemeriksaan akan kembali dilakukan.

“Mereka akan memperoleh edukasi untuk meningkatkan indeka massa tubuh bagi yang kurang gizi. Tujuannya, calon ibu dapat memenuhi syarat untuk hamil dan tidak melahirkan bayi dalam kondisi stunting,” kata Loembini Pedjati Lajoeng.[hil]

Tags: