Udara Jakarta Memburuk

Jakarta semakin sering ber-kosmis udara sangat buruk. Sampai terburuk di dunia. Bahkan telah menjadi vonis amar keputusan Pengadilan. Pemerintah dinyatakan melanggar hukum yang mengakibatkan kerusakan dan polusi udara. Majelis hakim juga memerintahkan penetapan baku mutu udara yang melindungi kesehatan, lingkungan, dan ekosistem. Konon pemerintah telah melaksanakan amar putusan Pengadilan. Namun kualitas udara Jakarta tak kunjung membaik. Udara buruk bisa mengubah mental.

Berdasarkan data IQAir, kualitas udara Jakarta terburuk ketiga di dunia. Tidak sehat. Pada monitor ditandai dengan warna merah. Pada pekan kedua bulan Juni (Selasa 6 Juni 2023) menjelang siang, indeks kualitas udara di Jakarta berada di angka 152. Polutan utamanya PM 2.5 dan nilai konsentrasi 57 mikrogram per-meter kubik. Pengukuran kualitas udara IQAir dilakukan mengacu pada angka PM-2.5, yakni polutan berbentuk debu, jelaga, dan asap berukuran lebih kecil dari 2,5 mikrometer.

Polutan utama PM-2.5 saat ini memiliki tingkat konsentrasi mencapai 65,7 µg/m³ (mikrogram per-meter kubik). Selain itu, ada SO2 yang mencapai 12.8 mikrogram per-meterkubik. Angka PM-2.5 telah 13,1 kali dibanding standar Badan Kesehatan Dunia (WHO). Para ahli mengingatkan kondisi kualitas udara buruk ini sendiri terkait dengan sejumlah penyakit terutama paru-paru, jantung, hingga masalah mental.

Pemerintah pusat dan Pemprop DKI Jakarta, wajib berupaya sistemik merespons keputusan majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat. Pemerintah dinyatakan melanggar hukum yang mengakibatkan kerusakan dan polusi udara. Majelis hakim juga memerintahkan penetapan baku mutu udara yang melindungi kesehatan, lingkungan, dan ekosistem. Termasuk kesehatan populasi yang sensitif berdasar ilmu pengetahuan dan teknologi.

Vonis majelis hakim terasa melegakan masyarakat yang selalu menghirup udara berpolusi berat. Bagai berulang, kualitas udara Jakarta makin memburuk. Pada Sabtu, 2 Juli 2022, kualitas udara Jakarta menjadi yang terburuk nomor 1 di dunia. Posisi kedua ditempati Quwait City dan ketiga Dubai (di Uni Emirat Arab). Indeks kualitas udara Jakarta berada pada angka 165, sangat tidak sehat. Polutan utamanya, tetap PM-2,5. Selaras dengan pertimbangan vonis Banding Pengadilan Tinggi Jakarta (20 Oktober 2022).

Setidaknya terdapat 5 jajaran dinyatakan ber,salah. Yakni, Presiden RI, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan. Serta Gubernur DKI Jakarta. Selama ini indeks kualitas udara di Jakarta dicermati oleh 22 kontributor. Termasuk dari PurpleAir, AirNow, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Hasilnya, konsentrasi PM-2,5 di Jakarta masih 11,4 kali nilai panduan WHO. Particulate Matter (PM-2,5) adalah partikel udara yang berukuran kecil setara 2.5 mikrometer. Mulai tahun 2020, BMKG turut memantau PM-2.5. Namun sebenarnya, berbagai sigi polusi udara di Jakarta telah dipahami, karena emisi gas buang semakin membubung. Kemacetan lalulintas, dan banyaknya kendaraan menjadi “biang” polusi udara.

Sebagai kota megapolitan (terbesar ke-empat) di dunia, Jakarta disesaki sebanyak 19 juta kendaraan bermotor. Angka ini tumbuh sebesar 5%. Komposisinya terdiri dari sepedamotor 49%, mobil 38%, dan angkutan umum 13%. Ironisnya, jumlah armada angkutan umum makin berkurang. Banyak bus (dan jenis angkutan umum lain) telah “dikandangkan,” karena sudah tua, dan kondisinya sangat buruk. Termasuk milik pemprop DKI Jakarta.

Pertambahan jalan hanya sekitar 0,1% per-tahun, terasa tak cukup. Seolah tiada penyelesaian masalah pencemaran udara Jakarta. Kecuali jika bukan sebagai ibukota negara. Niscaya berbagai pengurusan dan lalulintas kendaraan akan semakin berkurang, manakala ibukota negara telah pindah.

——— 000 ———

Rate this article!
Udara Jakarta Memburuk,5 / 5 ( 1votes )
Tags: