Universitas Ciputra Surabaya Gelar Pengabdian Masyarakat Pengelola UMKM

Program Abdimas UC” sedang mempraktikkan teknik memotret dengan menggunakan telepon genggam, di kampus UC Surabaya, Selasa (9/11).


Surabaya, Bhirawa.
Pandemi Covid-19 yang belum diketahui kapan akan berakhir, tampaknya berdampak pada penghasilan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Surabaya. Ada sekitar 60 ribu lebih UMKM yang tersebar di 31 Kecamatan. Namun rata-rata, penghasilan pengelola UMKM ini merosot tajam, selama pandemic Covid-19.

Agar UMKM kembali menggeliat, tim program Abdimas (Pengabdian kepada Masyarakat) Universitas Ciputra (UC) Surabaya, memberikan berbagai pelatihan kepada para pengelola UMKM di wilayah Lakarsantri Surabaya. Pelatihan luring yang diikuti 12 UMKM, berlangsung di kampus UC, Selasa (9/11). ‘’Ada berbagai pelatihan yang diberikan kepada UMKM. Diantaranya pelatihan fotografi. Pelatihan ini untuk mempersiapkan UMKM go digital,’’ ujar Imanuel Deny, Koordinator Program Abdimas UC Surabaya.

Sesuai dengan tema yang diusung UC yakni Global Antrepreneurship Week, selain pelatihan fotograpi, pengelola UMKM juga akan mendapatkan pelatihan tentang bagaimana cara mengemas produk yang baik, serta konsultas mode busana. ‘’Tentunya, pelatihan ini tetap dijalankan melalui prokes yang ketat,’’ tambah Pak Im, panggilan akrab dosen Fikom dan Bisnis Media UC Surabaya ini.

Sementara itu, Ahmad Nur Wachid, peserta pelatihan fotografi, menjelaskan, jika kegiatan ini sangat membantu untuk ‘membranding’ usaha pengelolahan jamur tiram. Diakui, sejak Maret 2020 lalu, usaha jamur tiram yang ditekuni mengalami kemerosotan penghasilan yang tajam. Agar usahanya mampu bertahan, jamur kemudian diolah menjadi kripik dan dimasukan dalam kemasan. ‘’Awalnya saya usaha jamur tiram untuk dibuat bakso dan martabak. Namun akibat pandemic Covid-16, usaha saya nyaris gulung tikar. Ini saya mencoba membuat kripik jamur tiram dalam kemasan,’’ ujar warga Lakarsantri Surabaya ini.

Peserta pelatihan fotografi.

Dengan pelatihan fotografi, dirinya kini mampu membuat foto tampilan produk kripik jamur tiram dari berbagai angle. Nantinya foto-foto produknya ini akan dipasarkan melalui Instagram, Facebook dan Twitter. ‘’Kami tadi diajari memotret dari atas, samping dan bawah. Lengkap dengan teknik pencahayaan. Hasilnya memang beda,’’ kaya Ahmad Nur Wachid lantas tertawa.

Pengakuan yang sama juga disampaikan Steven Halim, pemilik UMKM yang memproduksi teh herbal. Melalui pelatihan ini, Steven mengaku lebih dapat memaksimalkan fitur-fitur yang ada di telepon genggamnya untuk memotret. ‘’Cara menyampaikan materi pelatihan enak dan mudah dimengerti. Dan, hasilnya dapat langsung dilihat,’’ ujar lelaki yang tinggal di kawasan Citra Land Surabaya.

Para pengelola UMKM ini berharap, agar kegiatan pelatihan ini terus dilaksanakan dalam bentuk-bentuk pelatihan lainnya, dan durasi pelatihan dapat lebih panjang lagi. [hel]

Tags: