Wabup Gresik Dorong Peningkatan Partisipasi Perempuan di Dunia Politik

Wabup Gresik saat membuka pelatihan pendidikan politik caleg perempuan. [kerin ikanto/bhirawa]

Gresik, Bhirawa
Menjelang pemilu 2024, Dewan Pengurus Cabang (DPC) Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Kabupaten Gresik menggelar pelatihan pendidikan politik bagi caleg perempuan maupun pengurus serta anggota DPC KPPI Gresik. Sementara tema yang diusung yaitu “Strategi Pendidikan Politik Bagi Caleg Perempuan Sebagai Upaya Peningkatan Indeks Pemberdayaan Gender di Kabupaten Gresik”, bertempat di aula Putri Cempo Kantor Bupati Gresik, Rabu (1/11).

Wakil Bupati (Wabup) Gresik, sekaligus Ketua DPC KPPI Gresik, Aminatun Habibah, mendorong para caleg perempuan menjadi anggota DPRD Gresik dengan mencapai kuota 30%. Dirinya berharap dari 17 partai ini dapat diisi minimal satu orang dewan perempuan yang ada di KPPI. Baik itu dewan di Provinsi maupun di pusat atau DPR RI.

“Saya yakin, kalau suara pemilih perempuan diberikan ke para caleg perempuan. Maka kuota 30% akan tercapai bahkan lebih, “ujarnya.

Dikatakan Wabup, KPPI merupakan salah satu organisasi yang turut membantu program pemerintah. Terutama untuk mencapai keterwakilan perempuan di parlemen. Oleh sebab itu, KPPI harus mengambil peran dalam mempersiapkan solusi regulasi, sistem, dan gerakan meningkatkan partisipasi aktif perempuan di bidang politik. Hingga menyiapkan kandidat perempuan-perempuan handal untuk maju di pemilu yang akan datang.

Wabup menilai, perempuan mempunyai peran yang sangat strategis dalam memberi warna penyeimbang bagi dunia politik. Bukan sekedar penyetaraan gender semata tetapi juga memberikan perannya dalam hubungan sosial, politik, ekonomi dan kemasyarakatan.”Ini bisa kita lihat dari sudah banyaknya figur perempuan yang mulai bermunculan, baik di instansi pemerintah, anggota DPR, maupun yang duduk sebagai gubernur dan walikota serta bupati, “kata wabup.

Sementara, Wakil Ketua DPRD Gresik Nur Saidah mengatakan, kondisi keterwakilan perempuan di Kabupaten Gresik. Dari 50 anggota dan pimpinan DPRD di Kabupaten Gresik, hanya 9 perempuan yang mewakili suara perempuan di Kabupaten Gresik.”Dari segi sistem politik, mayoritas yang sekarang duduk di DPR adalah laki-laki dan mayoritas ingin mencalonkan kembali. Maka butuh perjuangan ekstra lebih kaum perempuan agar dapat duduk di kursi legislatif, “katanya.

Dirinya menambahkan, proses seleksi yang ada di partai politik, seleksi terhadap kandidat biasanya dilakukan oleh sekelompok kecil pejabat atau pimpinan partai yang hampir selalu laki-laki. Perempuan tidak memperoleh banyak dukungan dari partai partai politik. Karena struktur dan kepemimpinannya di dominasi kaum laki-laki.

“Dari segi finansial dalam terjun ke dunia politik kemampuan secara intelektual yang dimiliki oleh caleg perempuan saja tidak cukup. Karena dalam hal ini perempuan lemah secara finansial. Sehingga perlu di dukung oleh partai atau pemerintah. Tidak bisa dipungkiri bahwasanya pemilu memiliki biaya yang tinggi, “tandasnya. [eri.gat]

Tags: