Kota Batu, Bhirawa
Warga Kelurahan Ngaglik, terutama RT 04 RW 14 menuntut adanya keadilan terkait hilangnya akses jalan di wilayah mereka. Jalan desa tersebut diserobot oleh Hotel Zam-Zam untuk pembangunan pagar dan septic tank. Warga kecewa karena hingga saat ini tidak ada realisasi dari hasil mediasi yang telah dilakukan.
Sebagai bentuk protes, warga memasang spanduk sambil mencorat-coreti tulisan protes di tembok belakang hotel. Mereka kecewa terhadap berlarut-larutnya proses mediasi yang dilakukan di Kelurahan Ngaglik.
“Lima kali mediasi yang dilakukan, hingga Kelurahan Ngaglik berganti lurah, masalah ini belum juga tuntas. Dalam mediasi terakhir ada permintaan waktu 1 minggu untuk mengambil sikap, namun hingga sekarang tidak juga ada realisasi,” ujar Ketua RT 4, Soleh, Senin (7/3).
Warga juga sudah membuat surat pengaduan tertulis ke Kelurahan Ngaglik dan Satpol PP. Namun hingga saat ini belum ada tindakan atas penyerobotan tanah yang dilakukan oleh Hotel Zam-Zam.
“Jangan uji kesabaran kami, bongkar segera fasum jalan dan sumur wc yang ada di area jalan umum ini, jangan omong doang aja kau, hai zam-zam, ojo nggae dulinan rakyatku, aku wes bosen karo janjimu,” begitu tulisan di spanduk yang dipasang warga.
Dikonfirmasi terpisah, manager Hotel Zam-Zam, Hendra, membantah tudingan yang diberikan warga. “Persisnya Pak Lurah (Lurah Ngaglik-red) yang punya denah blok tanah, itu gang buntu, bukan akses jalan, tidak ada akses,” tegasnya dihubungi via ponsel.
Selain itu, seluruh perijinan dan surat-surat yang ada sudah sesuai dengan aturan, termasuk Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) menurut Hendra sudah lengkap dan sudah sesuai. Terkait permasalahan dengan warga, Hotel Zam Zam menyerahkan sepenuhnya kepada kelurahan. [nas]