Wawali Armuji: Pemkot Atur Jarak Toko Swalayan dengan Pasar Rakyat Minimal 500 Meter


Surabaya, Bhirawa
Pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya dimaknai untuk mendorong terciptanya kualitas hidup yang baik, dan memajukan kesejahteraan masyarakat Kota Surabaya melalui penyelenggaraan perdagangan dan perindustrian.

Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mengatakan, perlunya kehadiran Pemerintah Kota Surabaya terhadap penyelenggaraan perdagangan dan perekonomian, melakukan pembinaan pada pelaku ekonomi hingga penataan sarana supaya aktivitas perekonomian dapat terlaksana secara optimal.

“Angka inflasi dapat dikendalikan dalam beberapa bulan terakhir di bawah 0,5 persen, tercatat pada Februari 2023 sebesar 0,1 persen, lalu pada Maret 2023 0,39 persen dan pada April 2023 sebesar 0,34 persen,” jelasnya.

Selain itu, kata Armuji, pertumbuhan ekonomi tercatat naik sebesar 7,17 persen pada tahun 2022. Sehingga memberikan dampak positif bagi perekonomian Kota Surabaya dari segi pendapatan dan belanja daerah maupun sektor perdagangan dan perindustrian.

Armuji menyebutkan, kehadiran Pemerintah Kota Surabaya dalam Harmonisasi Retail dengan pelaku UMKM dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2023 tentang Perdagangan dan Perindustrian.

“Pemerintah Kota Surabaya hadir untuk meningkatkan kualitas perdagangan dan perindustrian, hingga menciptakan kepastian hukum dalam penyelenggaraan perdagangan,” katanya.

Dirinya mengatakan, yang diatur diantaranya pasar rakyat, pusat perbelanjaan, pasar swalayan hingga toko eceran atau tradisional. Cak ji mengungkapkan bahwa pembinaan dan pengawasan adalah wujud perhatian pemerintah Kota Surabaya mendistribusikan akses ekonomi secara berkeadilan.

“Diatur juga, jarak toko swalayan dengan pasar rakyat sekurang-kurangnya 500 meter sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi pelaku ekonomi kerakyatan dan menciptakan iklim usaha yang sehat,” tegas politisi senior PDI Perjuangan tersebut.

Ia juga mengutarakan, bahwa keseimbangan antara retail, pasar rakyat dan UMKM harus dijaga dengan memperhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat sehingga tidak ada istilah Pasar rakyat tergerus dengan Retail. “Berjalan beriringan untuk Surabaya yang lebih baik,” pungkasnya. [iib]

Tags: