BPBD Bojonegoro saat salurkan air bersih kepada masyarakat yang terdampak kekeringan di wilayah Bojonegoro.
Puncak kekeringan di Kabupaten Bojonegoro diperkirakan terjadi pada bulan Juli hingga Agustus saat ini. Setidaknya terdapat 24 desa di 13 Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro yang mengalami krisis air bersih. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat telah mendropping air bersih sebanyak 306 tangki atau 1,2 juta liter air bersih.
Krisis air bersih tidak hanya dirasakan warga desa. Namun, sejumlah sekolahan, khususnya yang berada di pinggiran hutan kesulitan mendapat air bersih.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Bojonegoro, Ardhian Orianto mengatakan, sepanjang musim kemarau pihaknya telah menyalurkan sebanyak 1,2 juta liter air bersih, dan penyaluran hampir dilakukan setiap hari.
” Kami telah menyalurkan sebanyak 306 tangki atau 1,2 juta liter air bersih ke desa-desa yang mengalami kekeringan,” jelasnya, kemarin (22/8).
Adapun sasaran distribusi air bersih yaitu, Desa meduri Kecamatan Margomulyo, Desa sugihwaras Kecamatan Ngraho, Desa Malingmati dan Jatimulyo, Kecamatan Tambakrejo.
Kemudian berada di Desa Dukohkidul, Butoh, Sambong, Kolong Kecamatan Ngasem, Desa Clebung, Kecamatan Bubulan, Desa Sumberjokidul Kecamatan Sukosewu, Desa Siwalan, Bareng, Panunggalan, Alasgung Kecamatan Sugihwaras, Desa Karangdinoyo, Kayulemah, Sumberharjo, Tlohohaji, Tulungrejo Kecamatan Sumberrejo.
Selain itu SMAN Kepohbaru Kecamatan Kepohbaru, SMKN Sekar Kecamatan Sekar, Desa Nglampin Kecamatan Ngambon, Desa Jamberejo Kecamatan kedungadem, dan Desa Petak Kecamatan Malo.
Sebelumnya diberitakan, sebagian besar desa mengalami krisis yang cukup parah. Lantaran, hampir dua hari sekali pihaknya menyalurkan air bersih di desa atau tempat yang sama. Hal tersebut, terjadi lantaran banyaknya Kepala Keluarga (KK) yang membutuhkan pasokan air bersih untuk kehidupan sehari-hari.
” Hampir semuanya dua hari sekali dilakukan pendroppingan air bersih,” pungkasnya. [bas.bb]
