Amankan Sampah untuk Sterilkan Bahkepuk dan Obar-abir

Pembuang sampah yang tiap hari memungut sampah penduduk

Sidoarjo, Bhirawa
Membuang sampah di sungai di Kab Sidoarjo seolah menjadi kebiasaan turun menurun dan sulit dihentikan. Kawasan tambah menjadi rusak di hilir Sungai Bahkepuk Candi, Buntung Waru, Obar-abir karena sampah.
Warga Desa Kedung Peluk Candi, Permisan Jabon, Kebo Guyang Jabon sekarang ini menjadi garapan LSM konservasi, The Resona Fondation For Asia And Oceania dengan mengkampanyekan untuk malu membuang sampah di sungai. Tidak dengan ucapan dan kata-kata saja serta janji kepada masyarakat, tetapi memberikan fasilitas pembuangan sampah. Menyumbang gerobak dan tempat sampah 700 rumah.
Menurut Khamid, warga Kedung Peluk, Kec Candi, Selasa (10/10) siang, bersukur, desanya mendapat bantuan dua gerobak warna kuning sumbangan LSM konservasi. Bantuan tempat sampah beton yang ditempatkan setiap rumah, ada 700 tempat sampah yang dipasang depan rumah warga. Buka hanya menyumbang gerobak, petugas sampah dibayar tiap bulan Rp700 ribu per bulan. Warga atas kesadaran sendiri membayar Rp5 ribu setiap bulan.
Program ini sangat dirasakan efeknya karena bisa mengurangi limbah rumah tangga yang biasanya dibuang di sungai Obar-abir dan Bahkepuk. Dulunya tambak di sekitar aliran Sungai Bahkepuk dan Obar-abir menjadi favorit untuk menabur udang windu. Bahkan PT Monodon Kencana, tahun 1988 pernah membangun industri tambak udang windu yang sukses ekspor ke Jepang.
Namun usaha bisnis udang windu yang dikelola dengan cara modern saat itu tidak bertahan lama. Karena sumber air di sungai ini mulai tercemar mulai dari limbah pabrik dan rumah tangga. Makin lama kerusakan semakin parah hingga sekarang. Salah satu sumber limbah dari masyarakat mulai dikendalikan dengan mengatasi sampah masyarakat.
Di Desa Permisan, LSM ini menyumbang dua gerobak dan 300 bak sampah, Desa Keboguyang, Jabon, juga dengan dua sampah dan 200 bak sampah.
Anwar Hidayat, warga Jabon, menyatakan senang dengan program ini karena sampah penduduk diambil setiap hari. Pagi jam 07.00 WIB sudah mulai keliling pembuang sampah itu. Dengan membayar iuran Rp5 ribu setiap bulan dianggap sangat ringan. Warga setempat sangat bersukur dengan adanya program ini karena sudah tidak ada lagi warga yang membuang sampah di sungai. [hds]

Tags: