Banjir, Longsor Landa Trenggalek dan Tulungagung

Foto: ilustrasi

Trenggalek, Bhirawa
Bencana banjir dan longsor dampak cuaca ekstrem melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Trenggalek maupun di Tulungagung, Jawa Timur, Senin (3/10). Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam kejadian tersebut. Namun banjir longsor dilaporkan sempat masuk rumah warga dan menyebabkan sejumlah akses jalan tertutup.
BPBD Trenggalek melaporkan, banjir rob terjadi di wilayah pesisir Kecamatan Watulimo, Munjungan dan Panggul. Di Kecamatan Watulimo, misalnya, banjir terjadi di beberapa titik wilayah di Desa Tasikmadu, Desa Prigi dan Desa Watuagung.
Banjir itu disebabkan oleh air sungai yang meluap karena tidak mampu menampung debit air yang meningkat akibat curah hujan. “Kebetulan air laut sedang pasang sehingga air dari sungai tidak langsung bisa terbuang ke laut. Tadi berlangsung beberapa jam. Sempat masuk ke rumah warga, namun sekitar pukul 05.00 WIB sudah surut,” kata Kapolsek Watulimo, AKP Suyono.
Sementara longsor terjadi di wilayah Kecamatan Bendungan dan Panggul. “Longsor di wilayah Bendungan menyebabkan beberapa rumah warga terdampak sehingga mengalami kerusakan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu,” kata Sekretaris BPBD Trenggalek, Tri Puspita Sari.
Petugas akan melakukan proses evakuasi material di lokasi longsor di beberapa titik. Namun proses evakuasi akan dilakukan saat kondisi sudah memungkinkan. Sebab tanah di sekitar bongkahan longsor masih labil seiring curah hujan yang kerap mengguyur wilayah sekitar.
Petugas sejauh ini telah mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan. Sebab, dampak bencana hidrometeorologi yang diperkirakan berlangsung hingga 6 Oktober. “Kami imbau warga untuk selalu berhati-hati dan waspada, utamanya saat terjadi hujan,” kata Tri Puspita.
Sementara itu sejumlah desa di wilayah Tulungagung selatan dilanda banjir bandang akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak Minggu (2/10) malam.
“Selain banjir bandang, longsor juga terjadi di beberapa kecamatan di Tulungagung bagian barat dan selatan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tulungagung Robinson Nadeak di Tulungagung, Senin (3/10).
Tidak ada korban jiwa dalam serangkaian kejadian banjir dan longsor yang terjadi sejak tiga hari terakhir tersebut. Namun banjir akibat luapan aliran sungai di sekitar lokasi bencana menyebabkan beberapa titik akses jalan terendam dan arus lalu lintas terputus.
Banjir juga menyebabkan banyak lahan pertanian terendam dan memaksa petani melakukan panen dini. “(longsor) kemarin ada di Pagerwojo, hari ini di Neyama Besuki dan Tanggunggunung. Untuk banjir di wilayah selatan,” kata Robinson.
Wilayah selatan yang menjadi langganan banjir adalah Besole, Ngentrong, Campurdarat, dan Gamping.
Menurut Robinson, banjir dipicu oleh vegetasi hutan yang sudah mulai berkurang, sehingga tidak mampu menyerap air hujan. Selain itu, hujan yang turun semalam dirasa cukup deras dan lama. “Kondisi geografis wilayah yang bekas rawa, dan drainase juga butuh normalisasi,” lanjutnya.
Untuk mencegah banjir berulang, Robinson mengatakan ada rencana jangka pendek dan jangka panjang. Rencana jangka pendek adalah dengan normalisasi saluran air sehingga bisa menampung air hujan. Sedang rencana jangka panjang dengan melakukan reboisasi pada area hutan yang gundul. “Untuk kerugian saat ini masih hitung,” katanya. [ant.wwn]

Tags: