Banser Ngluruk Pendopo dan Kantor Bupati Pasuruan

Banser Kabupaten Pasuruan saat meluruk Kantor Bupati di gedung Maslahat di Komplek Perkantoran Pemkab Pasuruan di Raci, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Rabu (28/2). [bhirawa/hilmi husain]

Pasuruan, Bhirawa.
Ratusan Banser Kabupaten Pasuruan meluruk pendopo Nyawiji Ngesti Wenganing Gusthi, Kabupaten Pasuruan dan Kantor Bupati yang berada di Komplek Perkantoran Pemkab Pasuruan di Raci, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Rabu (28/2).

Mereka meminta agar Pj Bupati Pasuruan, Andriyanto, meminta maaf secara terbuka. Hal tersebut terkait insiden pencoretan gambar wajah Bupati Pasuruan Periode 2013-2023, HM Irsyad Yusuf (Gus Irsyad) di logo Kapiten Pasuruan pada cup kopi saat penyampaian LKPJ sidang paripurna di DPRD Kabupaten Pasuruan.

Kasat Korcab Kabupaten Pasuruan, Kosim mengungkapkan aksi yang dilakukan Banser merupakan bentuk keprihatinan terhadap Gus Irsyad selaku Kasat Korwil Banser Jawa Timur.

Pihaknya mengaku, Banser merasa pimpinannya dilecehkan dengan adanya kejadian gambar wajah Gus Irsyad yang dicoret-coret di gelas kopi.

“Saya dan anggota tidak terima dengan hal ini. Permintaan kami supaya Pj Bupati Pasuruan meminta maaf secara terbuka,” tegas Kosim saat orasi.

Usai berorasi, ratusan Banser tersebut bergerak menuju kantor Bupati Pasuruan yang berada di komplek Perkantoran Raci, di Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan.

Sampai di depan halaman Gedung Maslahat, komplek Perkantoran Pemkab Pasuruan, mereka juga menyampaikan orasi yang sama.

Selang beberapa waktu, Pj Bupati Pasuruan, Andriyanto menemui ratusan Banser. Ia dan juga atas Pemkab Pasuruan meminta maaf atas insiden pencoretan gambar wajah Bupati Pasuruan Periode 2013-2023, HM Irsyad Yusuf di logo Kapiten Pasuruan tersebut.

Andriyanto menyatakan bahwa dirinya tidak pernah menginstruksikan maupun memerintahkan kepada Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian untuk menutup atau menyamarkan gambar Gus Irsyad di dalam kemasan cup tersebut. Bahkan, insiden itu terjadi tidak atas dasar unsur kesengajaan.

“Atas nama saya pribadi dan Pemerintah Kabupaten Pasuruan, saya memohon maaf kepada Gus Irsyad Yusuf sebagai Bupati Pasuruan dua periode yang membranding Kapiten,” ujar Andriyanto.

Menurut Andriyanto, dipastikan insiden tersebut di luar sepengetahuannya. Ia juga menegaskan bahwa tidak menginstruksikan menutup gambar itu.

“Ini di luar sepengetahuan saya secara pribadi. Apalagi ada instruksi atau perintah langsung dari saya untuk menutup gambar beliau,” urai Andriyanto.

Sebelumnya, ia mengaku kaget atas beredar luasnya kabar soal pencoretan wajah Gus Irsyad di berbagai portal pemberitaan. Ia juga langsung mengkonfirmasi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Lilik Widji Asri, Selasa (27/2) malam.

Dan jawaban yang diterimanya menyebut hal itu adalah ketidaksengajaan. Itu dilakukan agar tidak terjadi kesalahpahaman, karena momennya berbarengan dengan Pemilu 2024.

Yang dikhawatirkan, ASN dikatakan tidak netral dengan tetap memasang foto Gus Irsyad dalam cup kopi. Sementara Gus Irsyad saat itu merupakan caleg DPR RI.

“Saya langsung konfirmasi dan tegaskan kepada Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian dan jawabannya itu. Tidak ada kesengajaan, karena takut ASN dikatakan tidak netral karena momennya masih di tahun politik,” jelasnya,” kata Andriyanto.

Andriyanto menjelaskan bahwa cup kopi yang tercoreti di logo Kapiten di DPRD pada Senin (26/2), merupakan sisa dari ribuan cup kopi yang dibeli dan dipergunakan saat sebelum pemilu.

“Yang di DPRD itu sisanya dan yang pasti itu tidak semuanya, banyak cup yang tidak disamarkan,” urai Andriyanto. Bagi Andriyanto, kopi Kapiten adalah sebuah legacy alias peninggalan Bupati Irsyad Yusuf yang wajib dihormati dan tak boleh dihilangkan.

Terlebih Kabupaten Pasuruan menjadi lebih populer, salah satunya berkat kopi Kapiten yang dibranding langsung oleh Gus Irsyad.

“Bahkan slogan beliau Pasuruan Maslahat menjadi motto yang selalu kami dengungkan di manapaun dan kapanpun. Saya sama sekali tidak punya keinginan untuk merubah legacy dari seorang Gus Irsyad, termasuk kopyah maslahat tetap ada dan kami pakai sampai sekarang,” tambah Andriyanto.

Atas ketidaknyamanan tersebut, Andriyanto menegaskan kembali dengan meminta maaf kepada Gus Irsyad dan seluruh pihak. Selanjutnya, ia mengintruksikan kepada Dinas terkait untuk meningkatkan kehati-hatian agar tidak terulang lagi.

“Saya tidak punya tendensi apa-apa, saya juga tidak pernah berkomunikasi dengan beliau (Gus Irsyad). Dan, kami akan tetap menjunjung tinggi legacy beliau,” tambah Andriyanto.

Sebelumnya, Gus Irsyad geram karena wajahnya dalam logo Kopi Asli Kabupaten Pasuruan (Kapiten) dicoret-coret. Logo Kapiten Pasuruan yang dicoreti tersebut tercetak pada gelas kopi yang disuguhkan untuk tamu sidang paripurna DPRD.

Gelas kertas atau cup kopi Kapiten Pasuruan yang menjadi tempat untuk suguhan kopi bagi tamu undangan sidang paripurna LKPJ Bupati Pasuruan pada Senin (26/2) itu disebut sengaja dicoreti untuk menutupi wajah Gus Irsyad yang memang menjadi ikon dalam logo tersebut.

Menurut Gus Irsyad, logo Kapiten Pasuruan merupakan salah satu upaya membranding produk kopi para petani Kabupaten Pasuruan saat ia menjabat sebagai Bupati. Bahkan, logo itu sudah memiliki hak cipta dan terdaftar di Kemenkumham.

Hak cipta logo itu bukan atas namanya, namun milik petani kopi yang tergabung di Asosiasi Petani Kopi Indonesia (Apeki). Sampai saat ini logo itu dipakai para petani kopi memasarkan produknya.

“Dan ini sudah tidak benar. Sebab, logo yang dipakai itu punya hak cipta. UMKM kita pakai Kopi Kapiten itu sudah ada hak ciptanya, sertifikat dari Kemenkumham-nya juga ada,” kata Gus Irsyad. [hil.gat]

Tags: