Bappenas Minta Gubernur Perhatikan Lansia

bappenasPemprov, Bhirawa
Pemprov Jatim diminta untuk memperhatikan nasib para lanjut usia (Lansia)  dalam dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 – 2019. Permintaan ini disampiakan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Armida Alisjahbana, pada  Gubernur Jatim Dr H Soekarwo,  saat Musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang ) jatim di Grand City,Kamis(6/3).
Menurut Armida, secara keseluruhan RPJMD yang kini masih digarap sangat baik. Namun dirinya memberikan penilaian ada yang kurang mendapat perhatian yaitu soal kependudukan yang di dalamnya masalah lansia. Oleh karena itu, lansia harus mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah.
“Perhatian lansia tidak bisa disamakan dengan orang dengan usia 40 tahun. Jadi harus ada perbedaan pelayanan seperti dalam bidang kesehatan,” kata Armida, kemarin.
Menanggapi permintaan ini, Gubernur Jatim Dr H Soekarwo mengaku jumlah lansia di Jatim akan semakin banyak. Sebab meningkatnya harapan hidup masyarakat Jatim yang menjadi 71 tahun. Dengan begitu, jumlah orang dengan usia di atas 60 tahun semakin banyak.
”Kalau di negara-negara tetangga seperti Singapura, orang dengan usia 60 tahun ke atas mereka masih diberikan kesempatan untuk tetap bekerja. Bahkan mereka ada yang menjadi cleaning service. Jadi meski lanjut usia, jika mereka masih bisa bekerja diberikan kesempatan agar tidak membebani,” ungkapnya.
Menurut dia, program kerja selama lima tahun mendatang akan mengedepankan kepentingan wong cilik agar makin mandiri dan sejahtera. “Kami akan semakin menyejahterakan masyarakat Jatim yang saat ini sesuai data sudah sejahtera, juga makin mandiri dan punya daya saing bagus karena akan menghadapi AFTA 2015. Dan dibangun berbasiskan akhlak,” tuturnya.
Dijelaskan, ada lima misi yang dibuat untuk mewujudkan visi yang sudah dibuat. Misi tersebut yakni meningkatkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan, meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri, dan berdaya saing, berbasis agrobisnis/agroindustri, dan industrialisasi. Selanjutnya, meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan, dan penataan ruang, meningkatkan reformasi birokrasi, dan pelayanan publik, serta meningkatkan kualitas kesalehan sosial dan harmoni sosial.
Setiap misi yang dibuat, terang Pakde Karwo-sapaan lekat Soekarwo, mempunyai program unggulan masing-masing. Sebagai gambaran, dalam bidang pendidikan salah satu program unggulannya adalah meningkatkan dan memperluas Bantuan  Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) Madrasah Diniyah.
“Jatim mempunyai beban indeks pembangunan manusia (IPM) di bidang pendidikan, karena dunia Diniyah Salafiyah belum diakui oleh Menteri Agama dan Menteri Pendidikan sehingga masih dianggap buta huruf,” terangnya.
Program unggulan lain yang direncanakan untuk mendukung misi meningkatkkan kesalehan sosial yakni peningkatan revitalisasi dan perbaikan situs religi. “Tingkat pertumbuhan ekonomi secara tidak langsung dipengaruhi seberapa banyak kunjungan masyarakat ke wisata religi seperti makam wali, jika banyak yang mengunjungi makam-makam wali bisa disimpulkan maka ekonomi masyarakat sedang melemah,” imbuh Pakde Karwo.
Lebih lanjut disampaikan, indikator kinerja utama periode 2014-2019 ditingkatkan menjadi delapan item yaitu tingkat pertumbuhan ekonomi, indeks gini, pemerataan pendapatan, pemerataan pendapatan versi bank dunia, tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka, indeks pembangunan manusia, indeks pembangunan gender dan yang terakhir yakni kualitas air sungai.  [iib]

Tags: