Baru Naik Daun, Persatu Tuban Dibubarkan

Manager Persatu Tuban, Fahmi Fikroni.

Manager Persatu Tuban, Fahmi Fikroni.

Tuban, Bhirawa.
Setelah pengurus Sepak Bola Tuban (Persatu) Tuban mendapatkan surat dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan dihentikannya semua kompetisi baik itu untuk Divisi Utama atau Liga Nusantara yang akan diikuti Persatu, akhirnya tim sepakbola yang baru naik daun ini secara resmi kemarin dibubarkan oleh manajemen.
“Secara resmi kita bubarkan Senin kemarin,penyebabnya ya itu, karena semua kompetisi resmi dihentikan jadi kita juga bubarkan Persatu untuk sementara waktu ini,”Kata jelas Manager Persatu Tuban, Fahmi Fikronie.
Manager Persatu Tuban yang juga anggota Dewan Perwakilan Raakyat Daerah (DPRD) Tuban ini menjelaskan, sampai sekarang managemen Persatu belum memastikan kapan keputusan pembubaran juara Liga Nusantara akan dicabut. Managemen lebih memilih untuk menunggu sampai ada jalan keluar baik itu dari PSSI ataupun dari Pemerintah.
“Sampai kapan (pembubaran tim)? Kita juga tidak tahu mas. Hanya saja kita juga sangat menyayangkan dihentikannya kompetisi ini secara sepihak,”kata Roni.
Diterangkan pulan, sebelum dilakukan pembubaran managemen telah memberikan semua hak baik pemain ataupun pelatih. “Semua kewajiban sudah dibayarkan ke pemain ataupun pelatih,”tandasnya.
Diketahui, dihentikannya semua kompetisi yang selama ini dijalankan PSSI merupakan imbas dari perseturuan antara asosiasi sepak bola tersebut dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Yang berujung pembekukan PSSI oleh pemerintah.
Imbas dari keputusan dihentikannya semua kompetisi sepak bola musim 2015 oleh PSSI karena dibekukan Menteri Pemuda dan Olahra (Menpora) dikeluhkan managemen klub dari Persatu Tuban.
Klub kecil, dan baru akan menapak di Divisi Utama ini merugi tidak kurang dari 900 juta rupiah. Dana ini merupakan pengeluaran klub yang sebelumnya menjadi juara liga Nusantara ini untuk mempersiapkan kompetisi di Divisi Utama 2015.
“Untuk persiapan saja kita sudah merugi sekitar 800 sampai 900 juta rupiah, dana tersebut dipergunakan untuk membayar gaji pemain, pelatih, perbaikan infrastruktur, serta beberapa kebutuhan persiapan yang lain”terang Fahmi Fikronie.
Yang lebih membuat ia kkecewa adalaj karena karena musim ini semestinya menjadi kali pertama bagi Persatu Tuban untuk berlaga di Divisi Utama setelah sekian puluh tahun terpuruk.
“Sangat disayangkan kompetisi ini dihentikan karena ada persoalan di dunia sepak bola kita, imbasnya yang kena adalah klub-klub di tanah air termasuk Persatu,”kata Roni, sapaan akrab manager Persatu.
Persatu berharap permasalahan yang terjadi antara PSSI dan Menpora segera ada penyelesaian. Supaya klub-klub yang ada di tanah air tidak dirugikan karena biaya dan persiapan yang tidak sedikit. (hud)

Tags: