Bentuk TRC Demi Berdayakan Relawan Bencana

7-foto B sup-sasmito Pelaksana Harian BPBD Kota BatuKota Batu, Bhirawa
Datangnya musim hujan di kota Batu langsung mendatangkan bencana banjir di dusun Tutup desa Torongrejo kecamatan Junrejo, Senin malam (10/11). Hujan yang berlangsung selama 3 jam membuat air di saluran drainase kota meluap akibat tersumbat sampah dan tanggulnya jebol. Sekitar 20 rumah warga setempat kebanjiran dan hektaran tanaman bawang merah rusak.
Untuk menanggulangi bencana alam tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu terus berupaya memberdayakan relawan kebencanaan. Mereka yang direkrut antara lain dari berbagai organisasi kemasyarakatan, seperti Karang Taruna, PMI, TNI/Polri dan dinas terkait. Berbagai pelatihan telah digelar, baik secara teori maupun simulasi. Selain memberdayakan relawan, BPBD juga telah membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) yang beranggotakan 20 personel.
“Dalam penanggulangan bencana, dibutuhkan kerja sama semua pihak. Sehingga BPBD mengintensifkan pemberdayaan relawan kebencanaan yang berasal dari berbagai organisasi kemasyarakatan dan instansi terkait, sehingga ketika ada bencana dapat ditangani secara cepat,” terang Pelaksana Harian BPBD Kota Batu, Sasmito.
Ke depan, BPBD juga akan memberdayakan masyarakat desa dengan membentuk relawan di tingkat desa, sehingga jika terjadi bencana, masyarakat langsung bisa mengambil tindakan secara cepat. “Jika terjadi bencana di desanya, maka warga bisa bertindak cepat, bagaimana menyelamatkan korban, melaporkan kejadian dan mengambil tindakan tanggap darurat,” tuturnya.
Ditambahkan untuk meningkatkan kinerja BPBD dan lebih mengoptimalkan penanggulangan bencana, dalam tahun anggaran 2015, pihaknya mengajukan tambahan anggaran Rp 300 juta, sehingga menjadi Rp 1,6 miliar.
Tahun ini anggaran BPBD hanya Rp 1,3 miliar dan diperkirakan di akhir tahun terserap 95 persen. “Kenaikan Rp 300 juta itu akan kita fokuskan untuk melakukan tindakan berbagai kegiatan antisipasi penanggulangan, melalui kegiatan simulasi dan pelatihan,” tegasnya.
Sedangkan jika terjadi bencana besar yang membutuhkan anggaran cukup banyak, Sasmito mengaku tidak khawatir karena masih ada anggaran tak terduga sebesar Rp 1,7 milyar. Anggaran ini sewaktu-waktu bisa dicairkan kalau memang diperlukan, tentunya melalui SK Wali kota Batu.
“Tahun ini sesuai perkiraan BMKG kan cuacanya ekstrim. Kayak kemarin awal musim hujan ternyata hujannya sangat deras dan dalam waktu lama, padahal di sini kan baru hujan dua kali sudah deras seperti itu,” tukasnya.
Sehingga yang diperlukan saat ini adalah bagaimana mendidik masyarakat untuk siap bertindak, jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Selain itu, juga perlu kerja sama antar instansi, baik dalam hal tindakan pencegahan, penanggulangan maupun saat rehabilitasi.
“Kejadian banjir ditutup itu kan akibat sampah yang menyumbat saluran drainase. Untuk pencegahan tentunya perlu tindakan kongkrit dengan tidak membuang sampah ke saluran atau sungai, selalu membersihkan selokan dari sampah,” tandasnya. [sup]

Keterangan Foto : Pelaksana Harian BPBD Kota Batu, Sasmito.

Tags: