Bupati Yuhronur: Spirit Kami Adalah Konsep Kejayaan Lamongan Pada Masa Raja Airlangga

Bupati Yuhronur Efendi mrnjadi narasumber pada Dialog Kebudayaan Hari Pers Nasional Tahun 2022 di Studio RRI Kendari,Sulawesi Tenggara.(Alimun Hakim/Bhirawa).

Di HPN Pusat Kendari
Lamongan,Bhirawa
Menjadi narasumber pada Dialog Kebudayaan pada Hari Pers Nasional (HPN) 2022, di Studio RRI Kendari, Sulawesi Tenggara, (Selasa 8/2), Bupati Yuhronur Efendi mengungkapkan kejayaan masa kerajaan Airlangga.

Menurutnya, hal itu menjadi spiritnya bersama seluruh masyarakat Kab.Lamongan dalam memimpin dan bersama – sama menggapai kejayaan.

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi juga membeberkan konsep Lamongan Menuju Kejayaan.Konsep menuju kejayaan ini diambil dari masa kejayaan kerajaan Airlangga, yang berpusat di Lamongan.

“Jadi konsepnya kita mengadopsi dari kejayaan Lamongan dulu, pada masa kerajaan Airlangga 1000 tahun lalu,” bebernya.

Bukan hanya kejayaan Airlangga, Bupati Yuhronur yang tampil bersama 9 bupati / wali kota sebagai penerima Anugerah Kebudayaan – PWI Pusat 2022 ini, juga mengungkap potensi sejarah Lamongan. Dari tenggelamnya Kapal Vanderwijk, Sunan Drajat hingga Waduk Prijetan.

“Waduk ini merupakan peninggalan Belanda. Beberapa waktu lalu anak keturunan Waduk Prijetan juga berkunjung ke waduk yang ada di Kec. Kedungpring tersebut,” terangnya.

Dari potensi ini, Lanjut Yuhronur, Saya optimis konsep Lamongan menuju kejayaan ini bisa tercapai. “Budaya ini yang akan menggiring Lamongan menuju kejayaan,” katanya.

Kesuksesan Kabupaten Lamongan pada pandemi Covid – 19 juga menjadi hal penting yang disampaikan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi.

Sebab, daerah yang dipimpinya diketahui merupakan kabupaten yang pertama kali mendapatkan asesement dari Kemenkes yakni turun ke level I PPKM.

Dipaparkan Bupati yang akrab disapa Pak Yes jika kesuksesan itu tidak lepas dari konsep 6 M dalam menangani Covid 19. Bila kabupaten lain hanya 3 M, namun Lamongan 6 M.

Konsep 6 M ini,dijelaskan Yuhronur, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas dan manuto (agar menurut). “Agar menurut, karena pada prinsipnya pemerintah ingin melindungi masyarakatnya,” jelas Bupati Yes.

Bukan hanya 6 M yang dikembangkan, lanjutnya, dalam memperkuat ketahanan pangan juga dikembangkan konsep beri seiklasnya ambil secukupnya.”Dengan konsep gotong royong tersebut, maka warga yang mampuh menaruh sembako dan kebutuhan dapur lainnya di satu titik, dan warga yang kurang mampu mengambil secukupnya,” pungkasnya. [Aha,Yit.gat]

Tags: