Cabdin dan Dispendik Bondowoso Apresiasi Inovasi SMK Taruna Husada

Kadis Pendidikan Kabupaten Bondowoso, Sugiono Eksantoso bersama pengawas Cabdindik serta Kepala SMK Taruna Husada Fijriah Dharmayanti dan tiga pemateri saat membuka seminar kefarmasian Gema Cermat Senin (29/11). (sawawi/bhirawa)

Rangkul Siswa SMP-SMK, Beri Ilmu Obat-Kefarmasian

Bondowoso, Bhirawa
Kantor Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Provinsi Jawa Timur Wilayah Bondowoso (mewilayahi Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bondowoso) bersama Dinas Pendidikan Kabupaten Bondowoso memberikan apresiasi atas kiprah dan inovasi yang digagas SMK Taruna Husada Bondowoso, Senin (29/11). SMK yang kini dipimpin Fijriah Dharmayanti itu juga dikenal sebagai sekolah kejuruan yang mampu meraih prestasi ditingkat regional Jatim. Salah satunya menjadi perintis pertama sekolah pembuat saniteser dari daun sirih yang ikut disebarkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jatim.

Kepala Dinas Pendidikan Bondowoso, Sugiono Eksantoso mengaku angkat topi dengan gagasan dan inovasi yang dirintis SMK Taruna Husada Bondowoso yang mengangkat pengembangan bidang farmasi di Kabupaten Bondowoso. SMK ini, aku Sugiono, selain luar biasa juga mampu melaksanakan kegiatan pendidikan dengan baik. Yang menarik lagi, kata mantan Kacabdin Bondowoso itu, kiprah SMK Taruna Husada mendapatkan apresiasi langsung dari Gubernur Jatim.

“Potensi SMK Taruna Husada Bondowoso sangat bagus. Untuk itu keberadaannya tidak bisa dipandang sebelah mata. Saya harapkan bisa terus berkembang dan masyarakat sudah melirik kelebihan SMK ini. Out put SMK ini juga sangat bagus, karena SMK yang bergerak dibidang kesehatan dan farmasi masih langka,” cetus Sugiono.

Menurut Fijriyah Dharmayanti, lembaganya akan terus meraih prestasi, salah satunya dengan cara menggagas seminar kefarmasian Gema Cermat (Gerakan masyarakat Cerdas Menggunakan Obat) dengan melibatkan tiga pembicara yang ahli dibidang farmasi. Mereka itu, sebut Efi, panggilan akrab Fijriyah Dharmayanti, Andi Setiawan Ketua Pafi Bondowoso, RA Yashinta Nirmala PC IAI Bondowoso dan Ika Norcahyanti, Dosen FF Unej Jember. “Ketiga pemateri ini mengupas Dagusibu obat, cerdas memilih kosmetik dan bijak menggunakan antibiotik cegah resistensi,” papar Efi.

Masih kata Efi, kegiatan ini terlaksana berkat adanya kolaborasi antara Cabdindik dengan Dispendik Bondowoso dan melibatkan siswa, dewan guru dan perwakilan dari SMP-SMK. Intinya, sambung dia, kegiatan ini fokus mengajarkan tentang tata cara memilih obatan obatan dan cara menggunakan obat.

“Ya kami juga mengundang guru guru yang bertanggung jawab dengan UKS. Diharapkan guru ini ikut menyebarkan pengetahuan baru tentang cara penggunaan obat yang benar. Sasaran lain adalah siswa SMP-SMK sebanyak 150 peserta,” ungkap Efi.

Sementara itu Andi Setiawan, Ketua PAFI Bondowoso mengaku mengupas tentang Dagusibu (Dapatkan Gunakan Simpan dan Buang). Dengan mengikuti kegiatan ini, lanjut Setiawan, masyarakat dan pelajar bisa paham tentang cara mendapatkan dan menggunakan obat padat atau obat cair. Selain itu, jelasnya, peserta juga diajari cara menyimpan obat, karena selama ini masyarakat atau pelajar salah saat menyimpan obat.

“Apalagi masyarakat atau pelajar sudah merasa sembuh, menyimpan obat dengan sembarangan. Bahkan cara membuang obat itu juga ada aturanya, karena obat termasuk limbah. Makanya masyarakat dan pelajar ini perlu diedukasi sehingga tahu lebih awal dan juga ikut berperan dalam memberikan informasi tentang dagusibu,” pungkas Setiawan. [awi]

Tags: