Desa Inggris Singosari Ciptakan Berbahasa Inggris Paham Tata Krama dan Budi Pekerti Luhur

Founder Desa Inggris Singosari H Avin Nadhir

Kab Malang, Bhirawa
Kursus berbahasa Inggris saat ini tidak hanya di Kampung Inggris Desa Tulungrejo dan Desa Pelem, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri saja. Namun, kini masyarakat punya pihan alternatif untuk belajar bahasa Inggris, yakni di Desa Inggris Desa Randuagung, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Sedangkan lembaga pendidikan non formal tersebut berada dibawah naungan Indocita Foundation yang didirikan sejak tahun 2008.
Dan yang belajar di Desa Inggris itu, tidak hanya masyarakat dari penjuru tanah air saja, tapi juga dari beberapa negera, seperti Belanda, Malaysia, Singapura, Jerman dan New Zealand.
“Desa Inggris kita didirikan, berawal dari banyaknya pelajar sekolah di wilayah Kabupaten Malang ini tidak bisa melanjutkan kejanjang perguruan tinggi atau kuliah, karena orang tuanya tidak memiliki untuk biaya kuliah,” jelas Founder Desa Inggris Singosari Avin H Nadhir atau biasa disebut Gus Avin, Minggu (29/1), kepada Bhirawa.
Berawal dari itulah, lanjut dia, maka dirinya memfalitasi bagi lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruhan (SMK) yang tidak mampu melanjutkan kuliah, karena faktor ekonomi orang tuanya, maka kita latih berbahasa Inggris dengan gratis.
Selain itu, setelah mereka yang mengikuti kursus bahasa Inggris selesai, dirinya mengupayakan juga mereka bisa melanjutkan kuliah sesuai dengan cita-citanya. Sedangkan pada tahun 2010, Desa Inggris Singosari sudah bisa menguliahkan 20 orang secara gratis dengan program beasiswa, dan setiap tahun Indocita Foundation telah menguliahkan dengan program beasiswa, jika di rata-rata sebanyak 10-15 orang. Seperti pada tahun 2022 ada sebanyak 15 orang yang melanjutkan kuliah.
“Para anak muda yang belajar bahasa Inggris di Desa Inggris Singosari ini, tidak hanya dibekali bisa berbahasa Inggris saja, tapi mereka juga mendapat penguatan pemahaman budaya dan agama. Karena kita ciptakan lingkungan berbahasa Inggris yang paham tata krama dan memiliki budi pekerti yang luhur,” tutur Gus Alvin.
Di tempat terpisah, Kepala Sekolah (Kasek) Madrasah Tsnawiyah (MTs) Nurul Huda Babadan Ngajum, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang Muhammad Rosyid mengatakan, pihaknya telah melakukan sinergi dengan Desa Inggrios Singosari, hal ini untuk memberikan keahlian pada siswa-siswi dalam berbahasa Inggris.
“Visi kami sejak dulu kepingin MTs Nurul Huda Ngajum bisa berkontribusi kepada masyarakat, karena MTs kami juga memiliki program Ma’arif Day, yang mana sebagai ajang rekreasi siswa agar tidak jenuh karena belajar di kelas. Sehingga siswa MTs Nurul Huda mampu memiliki life skill atau kecakapan hidup, agar siswa kami bisa memberi manfaat untuk masyarakat sekitar,” ujarnya.
Sebagai penyelenggara MTs Nurul Huda, lanjut dia, maka dirinya menggandeng Desa Inggris Singosari, karena berkeinginan untuk mendesain International Class Program (ICP), dimana siswa nanti bisa mengembangkan bahasa Inggris-nya dengan baik.
Sedangkan Ma’arif Day tersebut merupakan program untuk memberikan wawasan baru bahwa pembelajaran itu bisa dilakukan dimana saja tidak harus di kelas, dan pembelajaran harus dilakukan dengan bahagia dan menumbuhkan kemerdekaan berekspresi tanpa tekanan apapun. Dan Ma’arif Day kita deklarasikan agar menjadi paradigma baru bagi sekolah dan Madrasah Ma’arif dalam melakukan inovasi baru.
“Almarhum Prof KH Tolhah Hasan pernah menyampaikan bahwa siswa Maarif harus bisa belajar (learning to know), dengan bahagia. Kemudian hasil belajarnya harus bisa diterapkan (learning to do), dan hasil penerapannya itu harus bisa bermanfaat untuk masyarakat (learning to live). Dari situlah akan tampak karakter sebenarnya siswa Ma’arif (learning to be) yang akan dikenal masyarakat luas.,” pungkas Rosyid. [cyn.gat]

Tags: