Dinsos Jatim Beri LDP Trauma Healing Anak Korban Terdampak Bencana Gempa

Trauma healing atau penyembuhan trauma pada anak-anak korban terdampak bencana gempa.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur melalui program Layanan Dukungan Psikososial (LDP) melangsungkan trauma healing atau penyembuhan trauma pada anak-anak korban terdampak bencana gempa. Layanan ini melibatkan 10 orang Pekerja Sosial (Peksos) Dinsos Jatim. Tujuh di antaranya dari UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra (RSBN) Malang dan tiga Peksos dari UPT Perlindungan dan Pelayanan Sosial Petirahan Anak Batu.

Selain memberikan layanan trauma healing kepada anak-anak, Peksos Dinsos Jatim juga memberikan layanan untuk lansia. Untuk trauma healing anak -anak, anak usia 3 tahun hingga 12 tahun itu beraktivitas masing-masing seperti mewarnai, menggambar, dan melakukan permainan.

Kepala Dinas Sosial Provinsi Jatim Dr Alwi MHum mengatakan, dalam menangani bencana, Dinas Sosial memberikan perhatian khusus kepada dua hal. Yakni, kebutuhan keseharian atau permakanan korban bencana dan aspek non fisik atau psikologi korban, mulai dari anak-anak hingga lansia. “Jika tidak dilakukan pemulihan, trauma mereka akan berkepanjangan. Untuk itu kami mengerahkan Peksos untuk menyembuhkan trauma korban,” katanya.

Dia menambahkan, Dinsos Jatim akan mengerahkan semua Peksos Madya untuk memberikan LDP kepada warga terdampak bencana di Kab. Lumajang dan Kab. Malang, Kamis-Jumat (15/4-16/4). Kabid Pengembangan Penyelenggaraan Kesos Dinsos Jatim, Hoirun Nawalah MKes menjelaskan, pelayanan LDP kepada warga terdampak bencana direspon sangat baik.

Bahkan, warga juga meminta diadakan trauma healing untuk remaja yang sampai saat ini masih mengalami trauma atas kejadian gempa beberapa waktu lalu. “Dinsos Jatim datang untuk memberikan semangat kepada warga terdampak. Semoga upaya kami dapat memberikan kebahagiaan di tengah musibah,” harapnya.

Salah satu Peksos yang bertugas,Anantya Wulandari menuturkan, trauma healing pada anak-anak dilakukan secara berkelompok dengan memberi fun game. Khusus pada anak-anak usia lebih besar, diberi tambahan metode butterfly hug untuk stabilisasi emosi. “Metode ini untuk menenangkan perasaan. Jadi, kalau teringat lagi kejadian yang menyebabkan trauma, mereka bisa menenangkan diri sendiri,” ujar Peksos UPT RSBN Malang ini.

Lain lagi metode yang diterapkan untuk lansia. Bagi korban lansia, Peksos mengajarkan relaksasi. “Karena kami Peksos dengan disabilitas, maka disesuaikan dengan keilmuan kami. Kami ajarkan pijat massage, refleksi, dan siatsu,” lanjut Tya, sapaan akrabnya.

Sementara, untuk memenuhi kebutuhan permakanan warga, Tagana Dinas Sosial membuka layanan dapur umum (DU) yang dipusatkan di Balai Desa Pamotan. salah satu Tagana, Yoyok yang bertugas di dapur umum mengatakan, layanan DU mulai beroperasi sejak Minggu (11/4). “Menurut informasi dari provinsi, rencananya akan beroperasi sampai tanggal 23 April,” katanya.

Dalam sehari, lanjutnya, DU yang melibatkan 15 hingga 17 relawan Tagana ini menyiapkan 875 bungkus. Rinciannya, 435 bungkus untuk sahur dan 440 bungkus untuk berbuka. “Kami menyediakan permakanan untuk warga, petugas, dan relawan. Dalam distribusinya, kami berkoordinasi dengan pemerintah desa,” lanjutnya.[rac]

Tags: