Dorong Ekspor Holtikultura, Tanam Perdana Pisang Cavendish di Bondowoso

Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian, Susiwijono Moegiarso bersama Bupati Salwa Arifin saat melakukan penanaman bibit pohon pisang cavendish di Kabupaten Bondowoso. [ihsan kholil/bhirawa]

Bondowoso, Bhirawa.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama Bupati Bondowoso, Drs KH Salwa Arifin melakukan penanaman perdana bibit pisang cavendish di Kebun Bibit Dinas Pertanian Bondowoso, di Desa Maskuning Kulon, Kecamatan Pujer, Sabtu (29/1) pagi.

Penanaman perdana itu yang dilakukan di lahan seluas 1,6 hektar dengan jumlah bibit 2.425. Dari itu, Kabupaten Bondowoso menjadi salah satu dari tujuh wilayah di Indonesia yang dipilih untuk demplot penanaman produk holtikultura berbasis ekspor, berupa pisang Cavendish.

Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian, Susiwijono Moegiarso mengatakan, penanaman ini sifatnya demplot. Yang artinya, sebelum akhirnya ditanamkan secara massal pada petani, pihaknya memastikan terlebih dahulu kecocokan penanaman di tanah Bondowoso.

”Nanti dalam 10 bulan terus panen, petani bisa lihat. Bisa lihat buktinya. Yang penting adalah dari demplot, disini sudah cocok semua tanahnya dan lain sebagainya,” ungkapnya.

Dijelaskannya, penanaman pisang Cavendish kali ini juga telah ada off taker-nya. Yakni PT Great Giant Pineapple (PT GGP). Kunci utamanya selain kecocokan untuk komoditas, juga ada off taker, yakni baik untuk ekspor ataupun pasar dalam negeri.

Pihaknya pun memastikan program ini tak hanya untuk industri saja, akan tetapi program untuk pemberdayaan petani melalui program CSV (Created Sharing Value)-nya juga. Sehingga, PT GGP yang sebagai off taker-nya, untuk selanjutnya hanya akan mendampingi petani.

Selanjutnya PT GGP akan membeli buah pisang cavendish itu dari petani. Setelah itu, para petani bisa berkembang selanjutnya bisa melakukannya sendiri baik di lahannya atau pun di pekarangannya. Namun, harus tetap disesuaikan dengan standar PT GGP. Dan itu bisa didapatkan salah satunya dengan memperhatikan aplikasi yang diperuntukan dalam penanaman pisang Cavendish.

”Ada standarnya, ada aplikasinya yang dibangun untuk, kan ini ada aplikasinya untuk nanamnya. Kemudian nanti harus ada Koperasinya. Harganya nanti dijamin semuanya oleh PT GGP,” terangnya.

Susiwiyono berharap, dengan penanaman pisang Cavendish ini bisa mendorong ekspor komoditas holtikultura. Menurutnya, mengingat permintaan di tingkat pasar global masih over demand dan terbuka luas.

Sementara, Bupati Drs KH Salwa Arifin mengaku pihaknya menyambut baik pengembangan komuditas holtikultura berbasis ekspor ini, yakni pisang Cavendish di Bondowoso. Semua ini patut disambut dengan tangan terbuka.

Bupati berharap, dengan pengembangan ini bisa meningkatkan pendapatan devisa negara. Termasuk, peningkatan pendapatan daerah serta kesejahteraan petani. Karena dinilainya, pisang Cavendish menjadi salah satu komoditas favorit pasar dunia yang mempunya peluang sangat besar.

Sementara itu, perwakilan dari PT GGP, Drh Welly Sugiono mengatakan, pihaknya akan melakukan pendampingan agar nantinya kualitas pisang Cavendish di Bondowoso ini dengan kebun milik perusahaannya bisa sama. Karena, untuk ekspor harus memiliki 21 sertifikasi internasional.

”Supaya produk mereka bisa sesuai dengan sertifikasi yang kita miliki,” katanya saat dikonfirmasi awak media usai penanaman perdana bibit pisang cavendish.

Jika nantinya demplot di Bondowoso berkembang. Maka pihaknya akan menempatkan satu tim yang diketuai satu manajer untuk melakukan pendampingan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Bondowoso, Hendri Widotono menambahkan, setelah panen perdana berhasil, pihaknya akan membuka minimal 200 hektar lahan penanaman pisang Cavendish. Dengan bibit yang disediakan oleh perusahaan.

”Maka untuk tanah – tanah yang marginal ya, yang minggir, tegalan, yang tadah hujan. Lahan kering ya, di Bondowoso sekitar 60ribu hektaran. Ini berpotensi. Tapi ketinggiannya minimal 400 DPA,” katanya.

Hendri mengaku, selama empat bulan ke depan pihaknya akan membuka secara gratis sekolah lapang petani milenial untuk belajar penanaman pisang cavendish.

Adapun alasan pihaknya mencari petani milenal, karena memang semua penanaman berbasis digital. Mengingat, semua produknya ini merupakan produk ekspor. [san.fen]

Tags: