Dorong Generasi Muda Cegah Perubahan Iklim

Dunia dan Indonesia sedang mengalami perubahan iklim. Dampak yang ditimbulkan dari perubahan iklim antara lain suhu udara meningkat, bergesernya musim, permukaan air laut meningkat, krisis pangan, dan meningkatnya karbonisasi. Maka, diperlukan untuk menghadapi perubahan iklim tersebut dengan mengurangi emisi gas CO2 dengan cara beralih dari penggunaan bahan bakar fosil ke bahan bakar ramah lingkungan agar tercapai Indonesia Emas yang lestari pada 2045, yang juga bertepatan dengan 100 tahun Indonesia Merdeka.

Pada tahun tersebut generasi saat ini akan menjadi pengambil keputusan strategis diberbagai level kepemimpinan dan berbagai sektor. Mereka adalah generasi emas yang tengah dipersiapkan memimpin Indonesia Emas 2045. Dan, Indonesia harus bisa memastikan pada 2045, lingkungan masih berkualitas untuk dihuni generasi mendatang meskipun terjadi perubahan iklim. Dengan demikian generasi saat ini harus total football bergerak mencegah dan beradaptasi dengan perubahan iklim melalui kolaborasi dengan berbagai bidang keahlian dan sektor kegiatan.

Untuk itu, generasi saat ini perlu menjaga keberlanjutan Indonesia pada 2045 dan seterusnya. Terlebih, dana yang tergelontorkan untuk pembangunan Barang Milik Negara (BMN) infrastruktur EBT tidaklah sedikit, yakni sebesar Rp 483,11 miliar. Selebihnya, di tahun 2023 dana sebesar Rp 483,11 miliar tersebut akan digunakan untuk pembangunan sejumlah pembangkit EBT dengan total 33.476 unit, yang nilainya sama dengan Rp 483 miliar,(Kompas, 17/12/2023).

Melalui data tersebut, setidaknya mampu menggugah kesadaran secara kolektif bahwa dana yang tergelontorkan untuk pengendalian perubahan iklim tidaklah sedikit. Untuk itu, dibutuhkan keperdulian kolektif bersama untuk mengendalian perubahan iklim. Konkretnya bisa lewat aksi-aksi iklim dan energi bersih yang selaras dengan amanat UU No 16 Tahun 2016 tentang pengesahan Paris Agreement. Seluruh elemen perlu berkontribusi signifikan dalam berkomitmen menjalankan program mitigasi dan adaptasi dengan berkolaborasi bersama pemerintah, dunia usaha, pendidikan dan civil society lainnya. Sehingga, aksi kolaborasi seluruh stakeholder termasuk unsur masyarakat perlu berbulat tenaga untuk membawa Tanah Air Indonesia agar selamat dari perubahan iklim. Sehingga, tercapai Indonesia yang makmur, sejahtera, dan mandiri.

Asri Kusuma Dewanti
Dosen FKIP Univ. Muhammadiyah Malang.

Tags: