DPRD Kota Batu Desak Evaluasi Sistem Distribusi Cegah Kerugian Negara

Foto: Hingga saat ini Dinkes Kota Batu tetap membuka layanan vaksinasi kepada masyarakat di semua Puskesmas yang ada di kota ini.

Kota Batu, Bhirawa.
DPRD Kota Batu mendesak agar Pemerintah Kota (Pemkot) ini segera melakukan evaluasi sistem pendistribusian obat yang dibeli melalui Dinas Kesehatan (Dinkes). Hal ini menyusul ditemukannya obat kadaluwarsa akibat terlambat didistribusikan. Akibatnya pemkot mengalami kerugian hingga ratusan juta Rupiah.

Ketua Komisi C DPRD Batu, Khamim Tohari meminta agar Dinkes melakukan evaluasi dan lebih teliti dalam perencanaan program. Dewan tidak mau di tahun- tahun selanjutnya kerugian negara kembali terjadi akibat obat kadaluwarsa.

“Dinkes harus ada evaluasi dan inovasi agar kerugian tidak terulang lagi. Salah satu upaya yang bisa dilakukan agar obat terdistribusikan dengan cara membuka jejaring baru dengan organisasi kemasyarakatan seperti di pesantren,” ujar Khamim saat dikonfirmasi, Minggu (7/8).

Apalagi, katanya, anggaran pengadaan obat-obatan berasal dari pajak rakyat yang seharusnya peruntukannya dikembalikan untuk rakyat. Dengan program dan sistem distribusi obat yang baik maka Dewan yakin amanah untuk memberinpelayanan pada masyarakat akan baik dan maksimal.

Diketahui, obat kadaluwarsa akibat tidak terdistribusikan adakah obat-obatan yang dibeli Dinkes di tahun 2021-2022. Dan dinkes mencatat nilai obat kadaluwarsa yang sekaligus menjadi kerugian negara sebesar Rp 508.471.921.

Kepala Dinkes Kota Batu, drg Kartika Trisulandari menjelaskan bahwa obat- obatan tersebut merupakan program nasional dengan pengadaan tahun 2019 sebelum pandemi terjadi.

Adapun tidak terdistribusinya obat-obatan yang dibeli Dinkes karena saat itu mulai maraknya kasus pandemi Covid-19. Para tenaga kesehatan fokus menangani Covid-19 sehingga berdampak pada obat-obatan yang sudah dipesan tersebut sehingga tidak terdistribusikan dan menjadi kadaluwarsa.

“Karena pandemi adalah hal yang baru, sehingga fokus penanganan pada Covid-19. Kami gagap terhadap penanganan pandemi dan membuat program rutin terabaikan. Kami juga tidak mengira jika pandemi terjadi sepanjang ini,” ujar Kartika.

Sàat ini, pihaknya mulai melakukan evaluasi dan melakukan banyak diskusi untuk menerima masukan. Dan poin penting yang diterima dinkes untuk ditindaklanjuti adalah membangun jejaring yang lebih luas agar pendistribusian obat bisa maksimal.

Diketahui, saat ini Dinkes Kota Batu tetap memberikan pelayanan umum untuk vaksinasi Covid-19 di Puskesmas yang ada. Hal itu baik untuk vaksinasi dosis pertama, kedua dan ketiga dari Senin hingga Jumat mulai pukul 08.00 – 10.00 WIB.

Dikatakan Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana Dinkes Kota Batu, dr Susana Indahwati bahwa sampai pada 4 Agustus lalu, capaian vaksinasi Covid-19 di Kota Batu untuk dosis pertama dan kedua lebih dari 100 persen. Sedangkan untuk dosis ketiga atau booster pertama pada masyarakat umum sebesar 24 persen.

Selain itu tenaga medis dan Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga kesehatan juga akan diberikan vaksinasi booster kedua. “Untuk dokter, bidan, perawat dan lainnya kami mengundang ke Gedung Graha Pancasila Balai kota Batu untuk vaksinasi dosis keempat atau booster kedua pada Selasa (9/8) besok,” ujar Susan.(nas.hel)

Tags: