DTPHP Kabupaten Malang Dorong Petani Percepat Masa Tanam Padi

Petani di wilayah Desa Ngadilangkung, Kec Kepanjen, Kab Malang saat menanam bibit padi di lahan persawahannya. (cahyono/Bhirawa)

Kab Malang, Bhirawa.
Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang terus mendorong petani untuk segera melakukan percepatan masa tanam padi. Meski hasil pertanian padi di kabupaten setempat setiap tahun selalu surplus. Mengingat saat ini memasuki musim penghujan, yang seharusnya musim tanam padi dilakukan oleh petani.

Kepala DTPHP Kabupaten Malang Avicenna Medisica Saniputera, Rabu (29/11), kepada wartawan mengatakan, musim tanam padi seharusnya mulai dilakukan pada Oktober 2023 hingga Maret 2024. Hal ini karena dampak cuaca El Nino yang mengakibatkan kemarau Panjang. Sehingga membuat molornya masa tanam padi di sejumlah titik di Kabupaten Malang. “Penyebab, musim kemarau panjang yang membuat beberapa titik mengalami kekurangan air bersih. Seharusnya, pada bulan Oktober 2023 hingga Maret 2024 masuk musim tanam,” jelasnya.

Masih dia jelaskan, masuk musim tanam tersebut dengan volume cukup besar, sehingga sempat molor ke bulan November-Desember, karena terjadi cuaca El Nino. Sehingga pihaknya sudah melakukan persiapan, dan juga mengimbau kepada petani segera melakukan pergerakan tanam padi secepatnya. Pada tahun 2023 ini, Kabupaten Malang mengalami surplus produksi padi. Nmun para petani kita minta untuk terus meningkatkan produksi padinya, dengan harapan di akhir tahun 2023 ini memenuhi target 500 ribu ton produksi padi di Kabupaten Malang.

“Surplus padi sudah tercapai, karena di akhir bulan Oktober produksi padi sudah mencapai 460 ribu ton, sedangkan kebutuhan kita 400 ribu ton, dan sudah surplus 60 ribu ton. Tapi target kita 500 ribu ton, produksi padi stabil jika dibandingkan tahun sebelumnya. Sehingga di tahun berikutnya, pekerjaan rumah kita tidak terlalu berat,” papar Avicenna.

Dia juga menyampaikan, peralihan musim kemarau ke penghujan, juga perlu di waspadai. Mengingat bencana seperti tanah longsor dan banjir bisa terjadi dan memberikan dampak pada pertanian. Sehingga petani dan penyuluh pertanian harus waspada, harus terus memonitoring permukaan air, dan memantau melalui informasi update yang disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk itu, para petani diharapkan juga ikut membantu untuk kebersihan saluran tersier, supaya air lancar mengalir namun tidak berlebih di lahan tanaman padi.

“Untuk tanaman pangan, air tidak boleh berlebih. Air di lahan itu harus sesuai dengan kebutuhan dan juga dimonitor, jangan sampai berlebih. Dan juga waspadai banjir bandang maupun tanah longsor, seperti yang sudah beberapa kali terjadi banjir di wilayah Kabupaten Malang,” pungkasnya. (cyn.hel).

Tags: