Elpiji 3 Kg Langka, Pemerintah Kabupaten Probolinggo dan Pertamina Sidak Pengkalan

Pemkab Probolinggo dan Pertamina Sidak Pengkalan Elpiji.[wiwit agus pribadi]

Pemerintah Heran Sudah Dua Pekan, Harga Naik jadi Rp25 Ribu

Pemkab Probolinggo, Bhirawa.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pangkalan gas elpiji. Sidak untuk meninjau stok elpiji dilakukan bersama pihak Pertamina. Rencananya, sidak gabungan ini akan dilakukan di beberapa pangkalan gas. Sidak di pangkalan gas elpiji 3 kilogram ini berlangsung di perumahan WPS, Desa Kebonagung, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo.

Hasil dari sidak kali ini, petugas lapangan yang dipimpin oleh Asisten II Pemkab Probolinggo, Hasyim Asy’ari tidak menemukan adanya kejanggalan di pangkalan. Stok elpiji aman dan tidak ada perubahan dalam pendistribusian dari Pertamina.

Selain pangkalan, rumah makan yang ada di Kecamatan Kraksaan juga menjadi sasaran sidak. Petugas sempat curiga ada penggunaan tabung gas elpiji 3 kilogram yang tidak tepat sasaran. Namun, petugas tidak menemukan pelanggaran di tempat tersebut.

Asisten II Kabupaten Probolinggo, Hasyim Asy’ari, Senin (31/7) menyatakan, pihaknya akan terus meminta dinas terkait di Kabupaten Probolinggo untuk memantau kondisi gas elpiji 3 kilogram.

“Kami meminta kepada dinas terkait untuk terus memantau kondisi gas elpiji ini, termasuk mencari penyebabnya. Karena di pangkalan masih aman, namun kami khawatir ada hal lain yang membuat elpiji ini sulit diakses,” ujar Hasyim.

Untuk itu, pihaknya telah memberikan petunjuk atau arahan kepada para pengusaha seperti restoran, rumah makan, dan hotel agar tidak menggunakan elpiji 3 kilogram. Pihak Pertamina sendiri tidak melakukan pengurangan pada elpiji ini.

“Besar kemungkinan penggunaan elpiji tersebut tidak sesuai sasaran, sehingga pembelian dibatasi dan harus menggunakan KTP dan Kartu Keluarga. Hal ini harus dipantau sampai kondisi kembali normal,” tutur mantan Kadis DLH Kabupaten Probolinggo itu.

Sementara itu, Officer Communication Relations Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus), Mutiara Evi menegaskan, penjualan di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh Pertamina merupakan pelanggaran.

“HET gas elpiji 3 kilogram dari Pertamina adalah Rp 16 ribu. Kami harapkan masyarakat membeli langsung ke pangkalan saja agar mendapatkan harga sesuai HET,” ungkap Evi.

Terlepas dari itu, penyaluran gas elpiji 3 kilogram untuk Kabupaten Probolinggo masih tetap aman. Rata-rata, penyaluran tabung gas elpiji mencapai 33.763 tabung per hari di daerah Jawa Timur, dengan rata-rata 2.019.637 tabung per hari dan untuk Malang Raya, rata-rata 525.670 tabung per hari.

“Kami mengimbau masyarakat untuk membeli elpiji langsung di pangkalan agar mendapatkan elpiji dengan mudah dan dengan harga sesuai HET,” tegas Evi.

Kelangkaan gas LPG atau elpiji melon 3 kg terjadi di Kabupaten Probolinggo, lebih dari dua pekan. Selain itu, warga juga mengeluhkan kenaikan harga tabung gas LPG yang dialami pengecer. Jika sebelumnya pengecer mengulak Rp 17.000 per tabung untuk gas 3 kg, sekarang mereka membeli Rp 20.000 kepada distributor.

Harga jual pun lebih dari Rp 20.000. Tomi salah satu pedagang asal Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo mengaku, sebelum kelangkaan elpiji terjadi, ia sering dikirimi oleh agen sebanyak 10 tabung gas. “Akhir-akhir ini terus berkurang dan bahkan jangka waktu pengirimannya juga semakin lama.

Kelangkaan terjadi sudah lebih dua minggu. Sudah langka, harganya naik,” terang Nur. Nur menyebut, banyak tetangganya yang putar balik setelah tahu gasnya masih habis karena tidak ada kiriman. Terbaru,

Ketua DPRD kabupaten Probolinggo Andi Suryanto Wibowo menemukan harga LPG 3 kilogram tembus Rp 25.000 saat dirinya turun ke lapangan. “Selain susah memperoleh gas, warga juga dihadapkan naiknya LPG 3 kg sebesar Rp 25.000,” ujar Andi.

Tanggapan dewan Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Probolinggo, Wahid Nurahman mendesak Bagian Administrasi Perekonomian dan SDA Pemkab Probolinggo, merespons kelangkaan LPG belakangan ini. “Kan kasihan masyarakat. Kami minta Bagian Perekonomian dan SDA segera menyikapi ini.

Kita lihat seminggu. Jika tidak ada perkembangan, kita akan melakukan inspeksi mendadak,” tukas Wahid. Wahid meminta masyarakat jangan sampai mengalami kesulitan. Dulu masyarakat diminta beralih dari minyak tanah ke LPG. Sekarang ketika sudah beralih ke gas, gasnya sulit didapat.

Pemerintah Kabupaten Probolinggo melakukan sidak di Perum WPS Kebonagung, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Hasilnya, Pemkab tidak menemukan kejanggalan terhadap pendistribusian elpiji 3 kilogram. Pemkab juga melakukan sidak ke resto dan rumah makan yang ada di Kota Kraksaan.

Hasilnya pun sama, tidak ditemukan penggunaan LPG bersubsidi 3 kilogram di sejumlah resto tersebut. Asisten II Kabupaten Probolinggo, Hasyim Asy’ari menyebut, pihaknya meminta kepada dinas terkait untuk terus memantau kondisi persrdiaan LPG 3 kilogram.

Sehingga dapat menemukan penyebab sebenarnya kelangkaan gas LPG. Baca juga: Disperindag Bali Sebut Elpiji 3 Kg Langka karena Diburu Warga untuk Hari Raya Galungan “Kepada Kabag Prekonomian dan SDA, saya minta untuk memonitor kondisi di lapangan, terkait kelangkaan LPG 3 kilogram.

Apa sih, yang sebenarnya terjadi, karena stok di pangakalan masih aman,” minta Hasyim. Tanggapan Kabag SDA dan Perekonomian Kabag Perekonomian dan SDA Setda Kabupaten Probolinggo Jurianto mengaku heran dengan kelangkaan gas LPG 3 kilogram, belakangan ini. Dia menengarai hotel, restoran maupun kafe masih menggunakan gas subsidi tersebut.

“Saya tidak tahu kok tiba-tiba kelangkaan LPG 3 Kg ini menjadi isu yang melanda hampir semua daerah di Jawa timur. Padahal dari produksi dan penyaluran dari Pertamina tidak ada hal yang berkurang. Selain itu, kita sudah melewati masa-masa permintaan konsumsi LPG tinggi pada saat Lebaran dan Idul Adha. Mestinya sekarang ini sudah normal,” tambahnya.(Wap.hel).

Tags: