Gandeng Polri, Pemprov Kembangkan SMAN Taruna Bhayangkara

Gubernur Khofifah melaksanakan prosesi pembaretan peserta didik baru yang telah melewati masa basis tiga bulan di SMAN 2 Taruna Bhayangkara, Banyuwangi, Minggu (19/12).

Cetak SDM Berkualitas, Berkarakter Bela Negara
Pemprov Jatim, Bhirawa
Pemprov Jatim kembali mengembangkan SMAN berbasis ketarunaan dengan sistem boarding school. Kali ini, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meresmikan SMAN 2 Taruna Bhayangkara yang merupakan pengembangan dari SMAN 2 Genteng, Banyuwangi, Minggu (19/12).
SMAN 2 Taruna Bhayangkara merupakan SMAN Taruna kelima milik Pemprov Jatim. Sebelumnya, telah ada empat SMAN Taruna yang telah diresmikan antara lain SMAN Taruna Angkasa Madiun, SMAN Taruna Brawijaya Kediri, SMAN Taruna Nala Malang dan SMAN Taruna Madani Pasuruan.
SMAN 2 Taruna Bhayangkara yang dikembangkan melalui kerjasama dengan Polri ini, diharapkan Gubernur Khofifah dapat memberikan sumbangsih sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas , berkarakter dan dapat menjawab tantangan masa depan yang semakin dinamis dan kompleks.
Gubernur Khofifah mengungkapkan pendidikan di Jatim selalu menjadi barometer pendidikan nasional. Beberapa unggulan yang saat ini menjadi rujukan bagi provinsi lain adalah hadirnya SMA negeri Taruna yang telah menghasilkan output siswa yang memiliki karakter wawasan kebangsaan, bela negara, cinta tanah air dan kedisiplinan yang tinggi.
Diuraikan Khofifah, proses kegiatan belajar mengajar di SMAN 2 Taruna Bhayangkara memiliki kekhasan pada penguatan karakter dan kesamaptaan melalui pelatihan, pengasuhan dan kepribadian yang dilaksanakan oleh Polri.
“Saya ucapkan terimakasih dan apresiasi sebesar-besarnya kepada Kapolda Jawa Timur Irjen Pol. DR. Nico Afinta yang telah secara totalitas menugaskan personil-personil yang memiliki kompetensi tinggi pada bidang pembinaan SDM melalui pelatihan, pembinaan dan pengasuhan siswa di SMAN 2 Taruna Bhayangkara,” urai Khofifah.
Disebutkan Khofifah, tiap tahun SMAN 2 Taruna Bhayangkara hanya menerima 235 peserta didik. Namun, jumlah pendaftar selalu meningkat. Ini membuktikkan bahwa peminat di SMA yang berbasis kebhayangkaraan ini cukup tinggi.
“Saya berharap kepada Dinas Pendidikan Jawa Timur juga kepala sekolah demi menjaga kualitas lakukan seleksi yang ketat sehingga benar-benar terseleksi input peserta didik yang berkualitas dan dapat menjadi bibit unggul SDM Indonesia,” tegas Khofifah.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga mengingatkan kepada para taruna-taruni, makna peringatan Hari Bela Negara yang jatuh setiap tanggal 19 Desember. Ia menjabarkan bagaimana sebuah lembaga pendidikan yang terasosiasi dan bermitra dengan lembaga apapun harus mempunyai ruh bela negara.
“Yang dilakukan SMADA Taruna Bhayangkara ini kan tidak hanya Capaian akademik. Tetapi juga penguatan karakter serta penguatan bela negara. Ruang-ruang untuk mendedikasikan energi terbaik kita untuk membela NKRI harus terbangun dalam profesi apapun. Di manapun dan kapanpun,” tegas Khofifah.
Khofifah menceritakan dalam sejarah lahirnya Peringatan Hari Bela Negera tak lepas dari peristiwa agresi militer Belanda ke II di Jogjakarta. Dimana banyak tokoh nasional seperti Presiden Soekarno, Wakil Presiden Bung Hatta dan Perdana Menteri Sutan Syahrir ditahan. Namun, Bung Karno justru menginstruksikan Syafrudin Prawira Negara menyiapkan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) berpsat di Bukit Tinggi – Sumatera Barat. Di saat yang sama Panglima Besar Jenderal Sudirman memilih bergerilya bersama rakyat.
“Karena itu setiap tanggal 19 Desember diperingati Hari Bela Negara sedangkan tanggal 20 Desember diperingati hari Kesetiakawanan Sosial Nasional, antara bela negara dan kesetiakawanan sosial nasional ini menyatu,” tegasnya.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menyampaikan, Pemkab Banyuwangi juga telah meresmikan program Banyuwangi Ayo Mengajar. Dalam program ini, Ipuk melibatkan berbagai komponen masyarakat. Sepertu POLRI, TNI, atlet, seniman, hingga perbankan untuk mengajar anak-anak di Banyuwangi. “Hadirnya SMAN 2 Taruna Bhayangkara ini menjadi warna pendidikan baru di Banyuwangi,” pungkasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Wahid Wahyudi mengatakan SMAN 2 Taruna Bhayangkara Banyuwangi telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Diantaranya asrama, ruang makan, kolam renang, mebeler, media pendidikan, dan TIK.
Penguataan bela negara dan kesamaptaan kata Wahid tidak hanya dilakukan oleh SMA yang berstatus Taruna saja. Karena itu, pihaknya mendorong kepala SMA/SMK di Jatim untuk memberikan pembelajaran ketarunaan meskipun berstatus sekolah reguler. “Alhamdulillah kami meminta kepada semua kepala SMA/SMK agar diberikan pembelajaran ketarunaan. Tidak harus menunggu berstatus SMA/SMK taruna, dan Alhamdulillah di Banyuwangi sudah merespon,” kata Wahid.
Lebih lanjut, Wahid menyebut ada tiga lembaga yang memberikan penambahan pembelajaran ketarunaan secara mandiri. Seperti SMAN 1 Giri Taruna Bangsa yang bekerjasama dengan tiga matra yakni Polri terkait pembelajaran kelalulintasan, UU ITE, masalah miras dan juga narkoba. Selanjutnya TNI AD terkait bela negara dan TNI AL terkait kemaritiman.
Lembaga kedua yakni, SMAN Taruna Santri yang bekerjasama dengan ponpes Darussholah ada penambahan ketarunaan plus pembelajaran keislaman. Terakhir SMAN Rogojampi Taruna Budaya yang bekerjasama dengan elemen kesenian dan kebudayaan yang berada di Banyuwangi. “SMA-SMA Taruna ini juga bekerjasama dengan RS untuk menjaga kesehatan siswanya,” terangnya. [tam]

Tags: