Gelar Rakor TPID, Wali Kota Madiun Ingatkan Masyarakat Tak Boros di Hari Raya

Pemerintah Kota Madiun kembali menggelar high level meeting tim pengendali inflasi daerah (TPID) bersama stakeholder terkait yang dipimpin Wali Kota Madiun, Dr. Maidi di Sun Hotel, Senin (25/3) seperti foto diatas. [sudarno/bhirawa]

Kota Madiun, Bhirawa.
Pemerintah Kota Madiun kembali menggelar high level meeting tim pengendali inflasi daerah (TPID) bersama stakeholder terkait yang dipimpin Wali Kota Madiun, Dr. Maidi. Kegiatan tersebut berlangsung di Sun Hotel, Senin (25/3).

High level meeting juga dihadiri oleh Kepala Bank Indonesia Kediri Choirur Rofiq,perwakilan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, Pertamina, Bulog, dan seluruh kepala OPD Pemkot Madiun.

Wali Kota menyebut, agar inflasi terkendali, dinas terkait harus bisa menganalisis di waktu atau bulan apa terjadinya gejolak harga. Selain itu, di bulan Ramadan ini orang nomor satu di Kota Madiun itu juga memastikan bahwa warung tekan inflasi (wartek) terus buka.

“Enam wartek terus jalan kita buka. Di Kota Madiun tidak ada yang kesusahan cari barang. Semua stok kita pastikan aman,” tegasnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan bakal melakukan pengecekan di sejumlah gudang untuk memastikan barang tidak ditimbun, namun diedarkan untuk masyarakat.

“Mau hari raya semua gudang kita cek jangan ada penimbunan. Masyarakat juga jangan terlalu euforia beli barang banyak-banyak. Beli secukupnya, uangnya disimpan untuk investasi,” pesan Wali Kota.

Untuk informasi, inflasi Kota Madiun pada Februari 2024 sebesar 0,59 persen.

Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan inflasi Jawa Timur 0,49 persen dan nasional 0,37 persen. Kemudian juga lebih tinggi jika dibandingkan inflasi Januari lalu yang hanya 0,16 persen.

Sementara itu dari sejumlah daerah penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, tertinggi terjadi di Sumenep 0,7 persen. Disusul Gresik 0,62 persen, Tulungagung 0,6 persen. Kemudian Kota Madiun 0,59 persen, Kediri 0,54 persen, Banyuwangi 0,52 persen. Selanjutnya Kota Probolinggo 0,51 persen, Malang 0,5 persen, Jember 0,48 persen, dan Bojonegoro 0,39 persen. [dar.gat]

Tags: