Harga Sembako di Kota Pasuruan Terus Bergerak Naik, Pedagang Kurangi Stok Kulakan

Salah satu pembeli yang akan membeli sembako di pasar tradisional di Kota Pasuruan menjelang puasa Ramadan. [bhirawa/hilmi husain]

Ramadan Kurang Sepekan

Kota Pasuruan, Bhirawa.
Puasa Ramadan kurang sepekan lagi, namun harga kebutuhan pokok untuk kebutuhan sehari-hari juga berangsur naik. Naiknya harga sembako tersebut membuat sejumlah pedagang memilih mengurangi stok kulakan. Tujuannya supaya mereka tidak merugi.

Pantauan di pasar besar Kota Pasuruan, Minggu (3/3), harga kebutuhan pokok, misalnya beras, telur, daging ayam, cabai hingga minyak terus mengalami kenaikan signifikan sejak seminggu yang lalu.

Saat ini, harga beras jenis medium berada di kisaran harga Rp 15.500- Rp 16.500 per kilogram, untuk harga normal sebelumnya Rp 13.000 per kilogram.

Cabai rawit merah (cabai kecil) yang biasanya berkisar Rp 40.000, kini masih berada di Rp 80.000 per kilogramnya.

Sedangkan, harga cabai merah besar kini masih Rp 90.000 per kilogram, dengan harga sebelumnya hanya Rp 35.000 per kilogram.

Harga telur ayam, pedagang saat ini menjual dengan harga Rp 30.000-31.000 per kilogram, padahal harga normalnya yakni Rp 22.000 per kilogramnya.

Salah satu pedagang daging ayam, Surasmila mengungkapkan bahwa mahalnya harga daging ayam membuat dirinya lebih memilih untuk mengurangi stok. Sehingga tak merugi.

“Terus terang saja, kini saya mengurangi stok. Takut rugi, karena daging ayam jelang Ramadan masih tinggi. Dari yang sebelumnya saya membeli 3 kwintal daging ayam. Kini hanya membeli 2 kwintal saja untuk dijual kembali,” ujar Surasmila.

Selain itu, pedagang sembako seperti beras dan telur juga mengurangi stok penjualannya. Hal itu disebabkan lantaran pemerintah seringkali menggelontorkan pasar murah pada masyarakat.

“Kuatir tidak laku, akhirnya saya kulakannya sedikit. Untuk harga beras tetap mahal. Masyarakat juga enggan membeli beras dipasaran. Karena, pemerintah sudah menyediakan harga yang lebih murah lewat operasi pasar murah,” kata Malik, pedagang beras.

Pedagang cabai juga menyatakan hal yang sama. Ikrimatusaidah mengungkapkan ia juga tidak mendapatkan stok penjualan cabai yang melimpah dari tengkulak.

Saat ini, per harinya hanya mendapatkan stok 15 kilogram cabai untuk dijual kembali.

“Harganya mahal, mau kulakan banyak juga takut rugi nantinya. Biasnya 25 kilogram, sekarang 10-15 kilogram,” kata Ikrimatusaidah.

Sementara itu, salah satu pembeli, Retno Wahyuni mengeluhkan kondisi naiknya sejumlah kebutuhan pokok menjelang bulan puasa Ramadan. Harapannya, agar pemerintah segera menstabilkan harga kebutuhan pokok yang masih tinggi.

“Pemerintah harus turun. Lihat kondisi riel di lapangan. Jangan hanya, pemilu saja turun ke lapangan. Jelang puasa Ramadan sudah naik tajam untuk harga sembako, gimana lagi saat sudah menjelang lebaran. Pasti berubah harga, bukan naik lagi,” Retno Wahyuni. [Hil.gat]

Tags: